Dispar NTB: Menparekraf pesan wisata tiga Gili jangan gaduh

id NTB,Menparekraf ,Tiga Gili,Gili Trawangan ,Gili Meno ,Gili Air

Dispar NTB: Menparekraf pesan wisata tiga Gili jangan gaduh

Sejumlah wisatawan turun dari kapal setelah berlayar sekitar 20 menit dari Pelabuhan Bangsal menuju Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Rabu (4/5/2022). (ANTARA/Nirkomala).

Mataram (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat, Yusron Hadi mengaku polemik kebijakan masuk satu pintu menuju destinasi tiga gili mendapat perhatian serius Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno untuk segera dilakukan perbaikan.

Serta dicarikan solusi terbaik sehingga tidak terus menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat dan wisatawan.

"Pesan Pak Menteri itu jangan buat gaduh. Karena tiga Gili ini (Trawangan, Meno, dan Air) bukan lagi bicara nasional tapi internasional," katanya di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan sesuai pesan Menparekraf saat ini pemulihan pariwisata nasional sedang bangkit setelah dua tahun vakum akibat pandemi COVID-19. Oleh karena itu, momentum kebangkitan pariwisata ini, menurut Menparekraf, harusnya dijaga oleh semua pihak.

Terlebih lagi, kata Menparekraf, ungkap Yusron, NTB tidak akan lama lagi menjadi tuan rumah salah satu ajang balap motor paling bergengsi di dunia World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika serta Indonesia menjadi tuan rumah Presidensi G20 di bulan November 2022.

"Nah Pak menteri minta supaya kondisi ini tetap harus dijaga. Jangan sampai ada persoalan di lapangan kemudian mengganggu citra pariwisata yang sedang bagus-bagusnya," kata Yusron.

Yusron mengakui meski penerapan masuk melalui satu pintu ke kawasan tiga Gili, yakni di Pelabuhan Bangsal, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, adalah murni kegiatan bisnis dan saat ini masih dalam tahap uji coba. Namun, hendaknya penerapan tersebut juga harus mengutamakan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan para penumpang, yakni wisatawan.

"Berwisata juga berbisnis, begitu juga dunia usaha, sehingga ini harus sama-sama mendapatkan solusi terbaik. Karena berbicara transportasi ini yang harus diutamakan itu kenyamanan, keselamatan dan kemudahan transportasi bagi wisatawan. Sebab di mana-mana belahan dunia ini orang berwisata itu mencari nyaman, kemudian juga tidak dipersulit, tetapi jangan juga diperkeruh," ucap mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB ini.

Yusron menilai secara garis besar, penerapan masuk satu pintu menuju kawasan tiga Gili dari Bali oleh kapal-kapal cepat sudah sangat baik. Namun, syarat-syarat seperti kapal miliki warga sekitar yang akan mengantar wisatawan ke tiga Gili dari Pelabuhan Bangsal juga harus berstandar sehingga wisatawan pun ikut merasa nyaman dan terjamin keselamatannya.

"Saat ini wisatawan ke Gili itu sehari 1.300 orang. Sedangkan transportasi yang tersedia seperti fast boat ada 4 unit kapasitas 20 orang. Speed boat 52 unit kapasitas 4-5 orang dan slow boat ada 52 unit kapasitas 40 orang. Artinya kalau beroperasi penuh bisa sampai 2.000 orang dibawa. Makanya untuk kapal-kapal milik warga ini kita sudah minta Syahbandar untuk membantu standarisasi untuk meningkatkan pelayanan dan keselamatan," kata Yusron.

Oleh karena itu, selama penerapan satu pintu masuk masih dalam tahap uji coba, Yusron mengajak semua pihak untuk bersama-sama mencari formula yang tepat dan bisa diterima baik itu masyarakat, pelaku usaha, wisatawan seiring penerapan tersebut dalam tahapan masa uji coba. 

"Tetapi meski ini masih uji coba, perlu juga ada aturan waktu mau sampai kapan uji coba ini. Karena hal ini tidak bisa lama-lama, mengingat wisatawan itu butuh kepastian sehingga butuh kebijakan yang cepat dari Pemda. Kemudian juga sosialisasi ini memadai waktunya sehingga bisa diterima oleh semua pihak dan tidak memberatkan wisatawan," katanya.

Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Lombok Utara memutuskan tetap melanjutkan uji coba layanan penyeberangan dengan sistem satu pintu dari dan menuju Pelabuhan Padang Bai, Bali ke Pelabuhan Bangsal sebelum memasuki kawasan tiga Gili meski menuai kritikan masyarakat dan wisatawan.

Wakil Bupati Lombok Utara, Danny Karter 
Febrianto menegaskan uji coba layanan penyeberangan dengan sistem satu pintu atau one gate system dari Bali menuju Pelabuhan Bangsal tetap akan dilanjutkan sembari kekurangan yang ada dan sempat dikeluhkan wisatawan dilakukan perbaikan.

"Kita akan pertegas dan perdalam dalam uji coba yang kurang selama dua minggu ini. Uji coba terus berlanjut sambil menyempurnakan hal yang belum maksimal," ujar Wabup Lombok Utara.

Ia menjelaskan pihaknya sudah bertemu dengan seluruh pihak guna membahas persoalan tersebut, mulai pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, keamanan, pelaku wisata, pemilik kapal, masyarakat, asosiasi, dan syahbandar. 

"Semuanya telah sepakat melakukan penataan transportasi kawasan tiga Gili agar mengarah pada satu pintu untuk mempermudah semua dalam mengontrol orang dan barang yang masuk ke kawasan pariwisata itu. Khususnya bagaimana memastikan keselamatan dan keamanannya," kata Danny.

Menurut dia, sebagai salah satu destinasi pariwisata nasional, ekosistem di kawasan tiga Gili harus tetap terjaga dan dipertahankan. Termasuk, bagaimana melindungi masyarakat dan pelaku di UMKM di kawasan tersebut.

Oleh karena itu, pihaknya berharap melalui penerapan pelayanan satu pintu masuk menuju kawasan tiga Gili dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi daerah itu dengan menghadirkan pariwisata yang berkualitas. 

"Sejauh ini secara minat (wisatawan, red) naik turun karena memang kondisi saat ini pariwisata sedang bangkit setelah pandemi, sehingga bagaimanapun kita harapkan pariwisata terus berkembang dan menghadirkan wisatawan sebanyak-banyak ke Gili Tramena," katanya.