Mataram, 17/9 (ANTARA) - Organisasi Antarparlemen Legislatif ASEAN (AIPA) dapat berperan menjadi garis depan membantu memantapkan dan memperkuat sesama anggota, bukan saja sebagai asosiasi antarpejabat dan pemimpin negara, tetapi juga antar-rakyat, kata Wakil Presiden Boediono.
"Para wakil rakyat dapat menyebarkan gagasan, visi dan kemajuan ASEAN kepada masing-masing konstituennya sehingga ASEAN dapat menjelma menjadi kumpulan antar rakyat yang makin kohesif," kata Wapres Boediono saat membuka membuka Sidang Umum antarParlemen ASEAN (AIPA) ke-33 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin.
Hadir dalam acara itu antara lain Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Ketua DPR Marzuki Ali, serta Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi.
Wapres mengatakan, dengan peran AIPA seperti itu maka integrasi ASEAN menjadi lebih solid dan kuat.
Sebagai kumpulan legislator, kata Wapres, AIPA dapat bertukar informasi dan pandangan tentang pengalaman masing-masing parlemen mengenai proses dan hasil perancangan berbagai undang-undang yang menyangkut hajat hidup rakyatnya.
Boediono mengatakan, parlemen-parlemen di kawasan ASEAN barangkali tidak harus selalu melihat jauh ke Eropa dan Amerika.
"Tetapi justru lebih banyak saling belajar antara parlemen-parlemen negara anggota ASEAN karena budaya, kondisi lokal, dan tradisinya yang mempunyai lebih banyak kemiripan," kata Wapres.
Sebagai kumpulan legislator dan wakil rakyat, kata Wapres lebih lanjut, AIPA juga dapat bertukar pengalaman dan saling membantu dalam menguatkan kualitas demokrasi di masing-masing negara.
Boediono menilai pula, parlemen di kawasan ASEAN melalui fungsi legislasi dan pengawasannya juga mempunyai peranan penting dalam ikut menyelesaikan konflik antar anggota maupun antara negara anggota ASEAN dengan mitranya di luar ASEAN.
Peran tersebut dapat dilakukan terutama mendukung dan mendorong pemerintah masing-masing untuk selalu mengedepankan dialog dan cara-cara damai dalam menyelesaikan konflik sesuai dengan prinsip-prinsip yang tertera dalam Piagam ASEAN.
Di luar itu, tambah Wapres, kerja sama ekonomi dengan negara-negara diluar ASEAN seperti "Regional Comprehensive Economic Partnership" (RCEP) yang digagas pada ASEAN Summit yang lalu dan akan disahkan pada ASEAN Summit bulan November mendatang di Brunei.
"Ini merupakan gagasan maju yang menggabungkan berbagai kesepakatan Persetujuan Perdagangan Bebas sebelum ini tetapi juga cukup fleksibel untuk memberi peluang pada negara anggota ASEAN untuk menyesuaikan diri sesuai tingkat kemampuan dan perkembangan ekonominya," kata Wapres Boediono.
Dalam hubungan ini Parlemen anggota AIPA tentu dapat membantu percepatan implementasi RCEP tersebut pada saatnya melalui proses legislasi di negara-negara masing-masing. (*)