Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada triwulan III 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 7,10 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) sebagai dampak dari semakin membaiknya sektor pariwisata.
"Pertumbuhan terjadi pada 16 lapangan usaha, sedangkan satu lapangan usaha lainnya mengalami kontraksi," kata Ahli Madya BPS NTB Arrief Chandra Setiawan, di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan dari sisi lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 38,79 persen.
Lapangan usaha tersebut mengalami pertumbuhan tinggi karena jumlah tamu menginap di hotel yang meningkat sebesar 85,42 persen dan rata-rata tingkat penghunian kamar meningkat 19,64 persen pada triwulan III 2022 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, kata Arrief, pertumbuhan tersebut sebagai dampak longgarnya pembatasan masyarakat yang meningkatkan aktivitas dan permintaan terhadap penyediaan makan dan minum.
"Beberapa ajang kuliner juga banyak diselenggarakan pada triwulan III 2022 ini," ujarnya.
Ia menyebutkan pertumbuhan ekonomi NTB dari sektor lapangan usaha lainnya adalah transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 26,53 persen, serta pertambangan dan penggalian sebesar 23,68 persen.
Selanjutnya lapangan usaha jasa lainnya tumbuh 14,22 persen, pengadaan listrik dan gas tumbuh 12,94 persen, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib tumbuh 8,09 persen, dan jasa perusahaan juga tumbuh 8,02 persen.
"Sementara itu satu lapangan usaha lainnya yang terkontraksi yaitu konstruksi sebesar 4,68 persen," ucap Arrief.
Sementara dari sisi pengeluaran, kata dia, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor yang tumbuh sebesar 34,54 persen. Produk yang banyak diekspor adalah hasil tambang berupa konsentrat tembaga.
Selanjutnya komponen pengeluaran konsumsi Lembaga Non-Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) dan komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) yang masing-masing tumbuh 6,41 persen dan 4,34 persen.
"Sementara itu komponen impor LN yang merupakan pengurang dalam produk domestik regional bruto menurut pengeluaran mengalami pertumbuhan sebesar 15,60 persen," kata Arrief.
Berita Terkait
Indeks Pembangunan Statistik Bima masuk kategori baik
Jumat, 13 Desember 2024 19:26
BPS: Tomat dan bawang merah sumbang inflasi tertinggi di NTB
Senin, 2 Desember 2024 18:23
Dinkes: Kenaikan IPM di NTB harus dipertahankan
Sabtu, 16 November 2024 14:08
Nilai impor NTB naik 97,92 persen pada Oktober 2024
Jumat, 15 November 2024 16:47
BPS: Nilai ekspor NTB capai 105,10 juta dolar AS pada Oktober 2024
Jumat, 15 November 2024 16:45
NTB gelar 23 pangan murah untuk stabilkan harga
Kamis, 7 November 2024 20:31
Tingkat pengangguran terbuka NTB turun 2,73 persen di 2024
Rabu, 6 November 2024 5:29
BPS: Musim panen tembakau dongkrak pertumbuhan industri pengolahan di NTB
Selasa, 5 November 2024 17:07