Camat Sekarbela Mataram mengusulkan perbaikan talud Kali Ancar atasi banjir

id talud,banjir,mataram

Camat Sekarbela Mataram mengusulkan perbaikan talud Kali Ancar atasi banjir

Kondisi rumah warga di pinggir Kali Ancar Lingkungan Kekalik, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, terdampak banjir akibat luapan air sungai dengan ketinggian sekitar 40 sentimeter pada Selasa(8/11/2022).ANTARA/HO Camat Sekerbela 

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kecamatan Sekarbela Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengusulkan perbaikan talud Kali Ancar di Lingkungan Kekalik, untuk mengatasi masalah banjir yang hampir setiap tahun terjadi dan menimpa rumah warga di sekitarnya.

Camat Sekarbela Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, Kamis mengatakan Banjir di Lingkungan Kekalik Barat dan Kekalik Kijang yang terjadi hampir setiap tahun saat musim hujan dipicu karena kondisi konstruksi talud kurang baik.

"Kondisi talud di Kali Ancar yang kurang baik sehingga air masuk dari lubang-lubang yang ada di talud. Air kali merembes dari lubang talud dan masuk ke rumah penduduk," katanya.

Terkait dengan itu, lanjutnya, pihaknya berhadap dinas teknis dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) bisa melakukan kajian secara teknis terhadap konstruksi banjir di kawasan tersebut agar tidak terulang setiap tahun.

"Banjir di Kekalik ini memang bisa cepat surut sekitar 1-2 jam setelah hujan reda, sehingga warga tidak dievakuasi. Tapi karena masuk rumah penduduk, tentunya ini mengganggu kenyamanan dan mengancam keselamatan warga," katanya.

Menurutnya, selain di Lingkungan Kekalik Barat dan Kekalik Kijang, titik rawan bencana di Kecamatan Sekarbela ada di Lingkungan Batu Ringgit Selatan yang juga dipicu karena terjadinya luapan saluran Kali Unus dan Brenyok yang dipicu karena sampah dan antrean air yang masuk ke muara pantai.

"Sepanjang pesisir pantai di Sekarbela juga menjadi titik rawan bencana karena semua berpotensi terjadi gelombang pasang. Namun yang terus kita pantau di wilayah Mapak Indah karena masih ada dua RT warga yang tinggal di sana," katanya.

Untuk mengoptimalkan pengawasan dan pemantauan titik rawan bencana di Kecamatan Sekarbela, pihaknya sudah membentuk tim siaga penanganan bencana pada lima kelurahan di kecamatan tersebut yang beranggotakan masing-masing lima orang per kelurahan.

Tim ini bertugas mengimbau masyarakat agar waspada bencana hidrometeorologi, melakukan pemantauan serta melaporkan potensi bencana di wilayah masing-masing, untuk dilakukan koordinasi lebih lanjut dan penanganan segera.

"Dengan adanya tim ini diharapkan dapat mengurangi risiko dampak bencana hidrometeorologi. Seperti, banjir, tanah longsor, gelombang pasang, dan angin puting beliung," katanya.