Mataram (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat menggelar vaksinasi COVID-19 dosis booster (pelengkap) kedua yang diikuti oleh 260 orang keluarga besar lembaga tersebut guna menambah imunitas tubuh.
Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Heru Saptaji, di Mataram, Jumat, mengatakan, vaksinasi booster kedua menggunakan vaksin pfizer tersebut dilaksanakan bekerja sama dengan tenaga medis dari Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB.
"Kegiatan ini merupakan penyelenggaraan vaksinasi dosis booster kedua yang pertama kali diadakan di NTB, setelah keluarnya surat edaran tentang vaksinasi COVID-19 dosis booster kedua bagi kelompok masyarakat umum," kata Heru di sela kegiatan vaksinasi di Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB.
Ia menyebutkan kegiatan yang berlangsung sejak pukul 08.00 Wita tersebut diikuti oleh seluruh keluarga besar Bank Indonesia Provinsi NTB, termasuk pensiunan pegawai, pimpinan perbankan berserta keluarga dan petugas operasional perbankan.
Bank Indonesia, lanjut Heru, berkomitmen penuh untuk terus bersinergi dengan pemerintah pusat dan daerah dalam upaya mengakselerasi vaksinasi dan memperluas penerapan cleanliness, healthy, safety, and environmental sustainability (CHSE) sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).
"Dengan begitu, kualitas hidup dan produktivitas masyarakat akan tinggi dan pertumbuhan ekonomi semakin kuat," ujarnya.
Ia mengatakan vaksinasi booster kedua yang dilakukan keluarga besar Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB juga dalam rangka turut mengawal momentum pertumbuhan ekonomi yang terus berlangsung baik di NTB, sebagai dampak dari kembali menggeliatnya berbagai sektor yang sebelumnya terpuruk akibat pandemi COVID-19.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi NTB tahun 2022 terhadap tahun 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 6,95 persen (c-to-c).
Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 24,68 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen ekspor barang dan jasa sebesar 45,52 persen.