Wirausaha milenial Bali kedepankan kolaborasi di era disrupsi

id reses pastika,pengusaha milenial,milenial bali,jiwa wirausaha

Wirausaha milenial Bali kedepankan kolaborasi di era disrupsi

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Made Mangku Pastika bersama pengusaha muda Bali Dr Gede Suardana dan I Ketut Sae Tanju, SE, MM serta moderator Nyoman Wiratmaja dalam kegiatan reses Pengembangan Jiwa Entrepreneurship Pemuda di Era Disrupsi di Denpasar, Sabtu (25/2/2023). ANTARA/Ni Luh Rhismawati.

Denpasar (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Made Mangku Pastika mengajak kalangan wirausaha milenial dari Bali untuk mengedepankan kolaborasi dan tidak alergi terhadap perubahan sehingga bisa eksis di tengah era disrupsi saat ini.

"Kelemahan masyarakat Bali sering kali merasa cepat berpuas diri, padahal perubahan cepat sekali dan pasar cepat berpindah," kata Pastika dalam agenda reses bertajuk Pengembangan Jiwa Entrepreneurship Pemuda di Era Disrupsi di Denpasar, Sabtu.

Kegiatan reses yang bertempat di Terali Resto Pojok Sudirman, Denpasar ini, menghadirkan narasumber I Ketut Sae Tanju, SE, MM dan Dr Gede Suardana, yang merupakan dua sosok pengusaha muda Bali serta diikuti puluhan pengusaha milenial sebagai peserta.

Pastika dalam kesempatan itu mencontohkan betapa Sandiaga Uno dan Nadiem Makarim begitu sukses menjalankan bisnisnya karena mereka mampu menjadi dirigen yang baik atas orkestrasi dan kolaborasi yang telah dibagun dengan memadukan berbagai kekuatan yang ada.

"SDM Bali harus maju otaknya dan mau mengikuti nilai-nilai universal yang berkembang di dunia serta tidak boleh hanya mau menang sendiri," ucapnya.

Mantan Gubernur Bali periode 2008-2018 itu juga berpandangan banyaknya pengusaha Bali yang tidak bisa sukses meskipun dengan produk yang hebat karena masih lemahnya kemampuan untuk memasarkan.

"Yang bisa kaya itu adalah mereka yang mengerti narasi dan jago marketing. Sedangkan orang Bali justru saya lihat seringkali mereka tidak bisa menjaga pelanggannya dengan baik. Produk yang dijual makin mahal, namun kualitasnya malah berkurang," ucap Pastika.

Pastika pun mengapresiasi semakin bertumbuhnya "entrepreneur" muda di Bali, di tengah masih minimnya jumlah wirausaha muda Indonesia yang saat ini hanya sekitar dua persen dari total penduduk.

Sementara itu, Dr Gede Suardana, pengusaha muda Bali yang merintis usaha Apple Mart di Kabupaten Buleleng sejak 2012 ini tidak memungkiri bahwa sedikit pengusaha Bali yang bisa tumbuh melesat usahanya. Namun, lebih banyak hanya bisa bertahan saja.

"Pandemi telah memberikan pembelajaran bagi kita, yang bertahan hidup bukan soal siapa yang besar dan berkuasa, tetapi justru siapa yang bisa relevan," ucap mantan Ketua KPU Kabupaten Buleleng ini.

Suardana yang akan maju dalam bursa pencalonan DPD RI Dapil Bali itu juga mengedepankan pentingnya membangun "personal branding", selain juga membangun "corporate branding".

Ia pun melihat kelemahan UMKM Bali terkait "marketing branding" belum sampai pada perilaku konsumen dan membangun identitas, namun hanya fokus pada pada produk.

"Pandemi COVID-19 setidaknya telah menyebabkan hantaman tiga disrupsi yakni disrupsi digital, disrupsi milenial dan disrupsi pandemi. Cara berbelanja dan bertransaksi masyarakat pun berubah dengan cepat akibat pandemi," katanya.

Sedangkan narasumber I Ketut Sae Tanju, SE, MM yang memiliki usaha kuliner berbendera Terali Resto dan juga usaha kuliner di kabupaten lainnya di Bali itu mengatakan di era disrupsi saat ini memang pasar telah berubah sehingga harus dikejar.

"Zaman disrupsi kita harus bergerak cepat, kreatif dan inovatif. Untuk berwirausaha jangan takut dulu karena tidak punya modal karena ini bisa disiasati melalui kolaborasi antara yang memiliki ide dan modal," ucap Sae Tanju.

Baca juga: "Hetero for Startup" target jaring 2.000 tim
Baca juga: Pendidikan kewirausahaan kaum muda perkuat UMKM


Berbekal ide dan tekad yang kuat, Sae Tanju, yang juga salah satu aktivis muda Hindu ini dalam waktu dekat berencana melebarkan sayap membuka usaha di salah satu mal besar di Kota Denpasar.

"Bali harus memajukan SDM-nya agar kuat. Masyarakat Bali tidak boleh hanya menjadi penonton. Saya bertekad harus kaya raya agar nantinya bisa membangun SMA khusus bagi warga miskin SMA Bali Mandara seperti yang dirintis Bapak Made Mangku Pastika," ucapnya.