Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, meminta agar rencana pembangunan sirkuit motocross dunia MXGP di bekas Bandara Selaparang Rembiga dikaji kembali sebab kawasan tersebut merupakan area resapan air.
Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Selasa, mengatakan pada prinsipnya Pemerintah Kota Mataram tidak mempermasalahkan lokasi kegiatan MXGP di Pulau Lombok, apakah di Kota Mataram atau di Lombok Tengah. "Namun pelaksanaan MXGP yang diwacanakan di bekas Bandara Selaparang, harus dipertimbangkan dengan matang, sebab berdasarkan tata ruang kawasan tersebut menjadi area resapan air," katanya.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi sirkuit MXGP yang sudah dibangun di Tohpati Kota Mataram dinilai tidak memenuhi syarat dan bekas Bandara Selaparang masih menjadi alternatif yang diincar sebagai lokasi pembangunan sirkuit MXGP yang akan berlangsung Juli 2023.
Akan tetapi dalam tata ruang, lanjut Wali kota, lahan milik Angkasa Pura itu merupakan daerah resapan air, sehingga kalau diubah menjadi sirkuit bisa mengganggu ekosistem di sekitarnya.
Di samping itu, Wali Kota mengaku belum mengetahui secara pasti apakah sudah ada persetujuan dari PT Angkasa Pura sebagai pemilik lahan atau tidak. Jika lokasi tersebut sudah disetujui oleh PT Angkasa Pura, mungkin ada pertimbangan khusus.
Apalagi, selama ini bekas Bandara Selaparang dijadikan sebagai bandara alternatif. Namun jika nanti akan dijadikan sebagai sirkuit MXGP maka fungsinya akan berubah. "Tapi kalau untuk kami mau dimana saja tidak masalah. Kita siap mendukung, sebab ini menjadi bagian salah satu program strategis Provinsi NTB," katanya.
Baca juga: Kota Mataram dan Sumbawa jadi tuan rumah MXGP 2023
Baca juga: Infrastruktur penunjang Sirkuit Motor Cross Lombok Tengah dibangun
Ia mengaku tidak mempermasalahkan pelaksanaan MXGP batal digelar di Kota Mataram karena sebagai daerah penyangga tetap mendukung program pemerintah Provinsi NTB. Apalagi ini kegiatan internasional itu akan mendatangkan penonton dari berbagai daerah bahkan negara.
Dengan demikian, Kota Mataram tetap mempersiapkan akomodasi dengan maksimal baik ada maupun tidak ada kegiatan sebab setiap ada kegiatan baik nasional maupun internasional, sektor perekonomian di Kota Mataram bergerak dalam berbagai sektor. Terutama sektor perhotelan,transportasi, dan kuliner. "Kondisi itu terjadi karena, kesiapan akomodasi kita lebih maksimal," katanya.