DP2KB mengedukasi remaja terkait pencegahan "stunting" melalui sekolah

id DP2KB,Stunting,Mataram

DP2KB mengedukasi remaja terkait pencegahan "stunting" melalui sekolah

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Mataram HM Carnoto. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, melaksanakan program edukasi kepada remaja putri melalui sekolah-sekolah terkait upaya pencegahan kasus balita kerdil atau "stunting".

"Kegiatan edukasi remaja putri terkait pencegahan stunting menyasar siswa tingkat SMP dan SMA/sederajat se-Kota Mataram," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Mataram HM Carnoto di Mataram, Rabu.

Dikatakannya, kegiatan edukasi remaja terutama remaja putri dilaksanakan dalam bentuk pemberian PIK-R (pusat informasi dan konseling remaja), bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, TP PKK, dan pihak-pihak terkait lainnya.

Dalam kegiatan itu, tim yang sudah terbentuk memberikan edukasi dan informasi kepada para remaja putri terkait makanan sehat bergizi, pola hidup sehat, serta pemberian vitamin penambah darah yang perlu dikonsumsi setiap hari agar terhindar dari anemia.

Anemia dan kekurangan energi bisa berdampak buruk terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan perkembangan janin serta bisa memicu lahirnya bayi dengan berat badan rendah dan stunting.

"Jadi kita sarankan untuk para remaja agar rutin minum vitamin penambah darah. Ini bagian upaya pencegahan kasus stunting dari hulu," katanya.

Kalau dulu, lanjut Carnoto, vitamin penambah darah diberikan kepada remaja putri yang memiliki tekanan darah di bawah normal untuk dikonsumsi berurut-urut selama 30 hari, setelah dilakukan pemeriksaan sebelumnya.

"Tapi sekarang, kita berikan langsung kepada semua remaja putri sebagai langkah preventif," katanya.

Berdasarkan data DP2KB Kota Mataram, mencatat kasus balita kerdil di Kota Mataram saat ini sebesar 17,3 persen, dan ditargetkan tahun 2023 turun menjadi 14 persen.

Terkait dengan itu, DP2KB Kota Mataram telah melakukan berbagai inovasi percepatan pencegahan kasus stunting di Kota Mataram, dengan melaksanakan program edukasi remaja, serta menerapkan program "ibu asuh stunting'.

"Harapannya, melalui program itu bisa mencapai target penurunan kasus stunting yang ditetapkan," katanya.