Jumlah Kota/Kabupaten Lokasi Uji Coba Penerapan Program Subsidi Tepat Diperbanyak

id Pertamina,MyPertamina,Qr code,Subsidi pertamina

Jumlah Kota/Kabupaten Lokasi Uji Coba Penerapan Program Subsidi Tepat Diperbanyak

Program Subsidi Tepat Pertamina. (ANTARA/HO)

Warga bisa mengecek status verifikasi secara berkala di website

Mataram (ANTARA) - Pertamina memperbanyak jumlah kota/kabupaten yang menjadi lokasi uji coba penerapan Program Subsidi Tepat secara menyeluruh/full cycle untuk produk solar bersubsidi.

Sebab, warga diharapkan dapat menunjukkan QR Code saat membeli solar bersubsidi. QR Code didapatkan dengan mendaftarkan kendaraannya melalui website subsiditepat.mypertamina.id.

Untuk mendaftarkan kendaraan mereka, warga tak harus memakai handphone canggih. Warga dapat mendaftarkan kendaraannya dengan mendatangi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) terdekat.

“Pertamina menyiagakan petugas di 1.300 booth pendaftaran yang akan membantu warga dalam melengkapi data dan dokumen di website. Nantinya setiap kendaraan akan mendapatkan satu QR Code,” kata Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Region Jatimbalinus, Deden Mochammad Idhani.

Pendaftaran kendaraan dilakukan dengan masuk website subsiditepat.mypertamina.id, lalu mengisi dan melengkapi seluruh syarat dan dokumen yang diperlukan, dan kemudian mengupload seluruh dokumen ke website.

Setelah semua syarat dan dokumen terpenuhi, warga tinggal menunggu verifikasi data maksimal 7 hari kerja. “Warga bisa mengecek status verifikasi secara berkala di website. Jika data sudah cocok, masyarakat akan mendapat QR Code untuk kendaraannya," kata Deden.

Jika data ditolak, maka akan ada pesan mengenai persyaratan atau dokumen apa yang belum sesuai untuk kemudian dapat diperbaiki terlebih dulu. "Meski disebutkan bahwa verifikasi membutuhkan waktu hingga tujuh hari, namun berdasarkan testimoni sebagian konsumen, ada yang sudah mendapatkan pemberitahuan dalam waktu 1-3 hari kerja," kata Deden pula

Dalam penggunaan QR Code, warga harus menunjukkannya saat akan membeli solar bersubsidi. Operator SPBU lalu akan men-scan sebelum bertransaksi saat pembelian solar bersubsidi. "QR Code tidak wajib menggunakan handphone. Masyarakat bisa memprint dan membawa hardcopy ke SPBU," ujarnya. Uji coba ini adalah bagian dari uji kesiapan dan keandalan sistem digitalisasi dalam mendukung penyaluran Solar Subsidi lebih tepat sasaran. Keandalan yang diuji adalah infrastruktur digital di SPBU,antara lain EDC QR Code, keandalan sinyal dan kesiapan perangkat lainnya.

Pertamina juga memastikan kesiapan seluruh pengawas dan operator SPBU terlatih dan memahami mekanisme program subsidi tepat, sehingga layanan tetap cepat dan mudah. "Seluruh warga tetap dilayani, baik yang sudah memiliki QR Code maupun belum," tutup Deden.

Berdasarkan Survei KedaiKOPI, Pertalite masih menjadi produk yang paling banyak digunakan oleh pengendara mobil, baik sebelum maupun sesudah penyesuaian harga BBM. Pertamina Bio Solar menjadi pilihan untuk mobil bermesin diesel.

Setelah kebijakan penyesuaian warga, lebih banyak responden yang mencoba menggunakan variasi produk BBM non-Pertamina seperti Shell dan Vivo walau jumlahnya tidak banyak dan tidak menjadi produk yang sering digunakan.

Pertalite dan Pertamax didominasi oleh penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan dan jumlah ini tidak signifikan berubah baik sebelum dan sesudah harga BBM disesuaikan. Pengguna Bio solar banyak terdapat di daerah rural setelah harga BBM disesuaikan. Survei ini dilakukan secara tatap muka terhadap 2400 pengendara bermotor di 34 pada 28 Nov-13 Desember 2022.