Pada tahap awal, pihak Sakuranesia Society bertemu dengan Camat Senen beserta jajaran untuk melakukan audiensi dan paparan program yang akan dilakukan di sekolah. Dia pun telah mengusulkan Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Senen yang akan direnovasi dengan bantuan donasi dari Sakuranesia Society.
Ronny menjelaskan, salah satu sekolah yang diusulkan untuk direnovasi, yakni SD di Kelurahan Senen yang masuk sebagai cagar budaya. Namun demikian, hal tersebut masih akan didiskusikan kembali bersama Sakuranesia Society. "Masih kita bicarakan terlebih dahulu karena ini baru pertemuan pertama. Ada satu sekolah, SD yang itu adalah cagar budaya sehingga Dinas Pendidikan tidak bisa masuk ke situ," kata Ronny.
Kunjungan pengurus Sakuranesia Sociecty ke Kecamatan Senen bertujuan menyampaikan keinginan mereka untuk bisa berpartisipasi membantu dunia pendidikan Indonesia. Ketua Yayasan Sakuranesia Society, Sakura Ijuin mengatakan, pihaknya ingin memberikan bantuan dengan merenovasi sekolah, terlepas dari sekolah tersebut milik pemerintah atau swasta.
Baca juga: Disdik Mataram arahkan tingkatkan iman taqwa siswa selama Ramadhan
Baca juga: Lombok Tengah memfasilitasi penyelenggaraan sekolah lansia
Meski baru berjalan selama empat bulan, Yayasan Sakuranesia Society telah membantu tujuh sekolah tersebar di Indonesia, baik dalam bentuk renovasi maupun pembentukan koperasi sekolah. Sakuranesia telah membantu sejumlah sekolah antara lain di Jakarta, Surabaya, Bali dan pesantren di Sampang, Madura, Jawa Timur. "Kami semua di sini adalah donatur dan kami tidak melihat kriteria seperti apa, selama sekolah tersebut dipandang membutuhkan bantuan, kami akan bantu," kata Sakura.
Pembina Yayasan Sakuranesia Society, Tofik Rustam menjelaskan, pihaknya memilih Kecamatan Senen karena berhasil mendapatkan penghargaan Piala Adipura. "Program Maaru Nippon ini 'concern' donasinya untuk pendidikan. Kecamatan Senen kami pilih selain mendapatkan penghargaan kebersihan Adipura, juga sangat peduli dengan pendidikan anak-anak," kata Tofik.
Ronny menjelaskan, salah satu sekolah yang diusulkan untuk direnovasi, yakni SD di Kelurahan Senen yang masuk sebagai cagar budaya. Namun demikian, hal tersebut masih akan didiskusikan kembali bersama Sakuranesia Society. "Masih kita bicarakan terlebih dahulu karena ini baru pertemuan pertama. Ada satu sekolah, SD yang itu adalah cagar budaya sehingga Dinas Pendidikan tidak bisa masuk ke situ," kata Ronny.
Kunjungan pengurus Sakuranesia Sociecty ke Kecamatan Senen bertujuan menyampaikan keinginan mereka untuk bisa berpartisipasi membantu dunia pendidikan Indonesia. Ketua Yayasan Sakuranesia Society, Sakura Ijuin mengatakan, pihaknya ingin memberikan bantuan dengan merenovasi sekolah, terlepas dari sekolah tersebut milik pemerintah atau swasta.
Baca juga: Disdik Mataram arahkan tingkatkan iman taqwa siswa selama Ramadhan
Baca juga: Lombok Tengah memfasilitasi penyelenggaraan sekolah lansia
Meski baru berjalan selama empat bulan, Yayasan Sakuranesia Society telah membantu tujuh sekolah tersebar di Indonesia, baik dalam bentuk renovasi maupun pembentukan koperasi sekolah. Sakuranesia telah membantu sejumlah sekolah antara lain di Jakarta, Surabaya, Bali dan pesantren di Sampang, Madura, Jawa Timur. "Kami semua di sini adalah donatur dan kami tidak melihat kriteria seperti apa, selama sekolah tersebut dipandang membutuhkan bantuan, kami akan bantu," kata Sakura.
Pembina Yayasan Sakuranesia Society, Tofik Rustam menjelaskan, pihaknya memilih Kecamatan Senen karena berhasil mendapatkan penghargaan Piala Adipura. "Program Maaru Nippon ini 'concern' donasinya untuk pendidikan. Kecamatan Senen kami pilih selain mendapatkan penghargaan kebersihan Adipura, juga sangat peduli dengan pendidikan anak-anak," kata Tofik.