Shalat Id warga Muhammadiyah Kabupaten Jember tersebar di 64 lokasi

id shalat Idul Fitri,warga Muhammadiyah Jember,PD Muhammadiyah Jember

Shalat Id warga Muhammadiyah Kabupaten Jember tersebar di 64 lokasi

Foto arsip. Shalat Ied warga Muhammadiyah di lapangan sepak bola Universitas Muhammadiyah jember (UMJ) pada 1443 Hijriah. (ANTARA/HO-Medsos UMJ)

Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Shalat Idul Fitri yang digelar warga Muhammadiyah di Kabupaten Jember, Jawa Timur pada Jumat (21/4) tersebar di 64 lokasi berdasarkan data yang disebar oleh Majelis Tabligh Pimpinan Muhammadiyah Jember.

"Kegiatan shalat Ied dilaksanakan di beberapa lokasi yang tersebar di 26 Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM). Kami sudah membuat daftar lokasi shalat dan khotib Idul Fitri 1444 Hijriah se-Jember," kata Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Muhammadiyah Jember Heny Siswondo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Kamis malam.

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jember melaksanakan shalat Ied pada 21 April 2023 berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah 1444 Hijriah.

Heny mengatakan beberapa lokasi shalat Ied di antaranya di Kecamatan Kalisat berada di halaman Masjid Al Azhar Sumberjeruk dan Lapangan Ledokombo, kemudian di Kecamatan Sumbersari ditempatkan di Lapangan Universitas Muhammadiyah Jember. Sedangkan di Kecamatan Kaliwates terdapat tiga lokasi yakni halaman Gedung Serba Guna Kaliwates, Lapangan Talangsari, dan halaman Masjid Miftahul Khoir Tegalbesar.
 Lokasi shalat Ied warga Muhammadiyah Jember terbanyak berada di Kecamatan Wuluhan yakni terdapat 14 titik di antaranya halaman Masjid Al-Manar Glundengan, halaman Masjid Al-Hikmah Purwojati, Lapangan Wuluhan, Halaman SMP Muhammadiyah 7 Tamansari, Lapangan Tanjungrejo, Lapangan Kesilir, dan halaman Balai Desa Tamansari.

Baca juga: Muslim di Mataram tidak persoalkan perbedaan Idul Fitri
Baca juga: Berikut 11 lokasi Shalat Id di Kota Mataram


Sebelumnya Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam keterangan tertulis mengingatkan supaya jika terjadi perbedaan jangan dijadikan sebagai sumber perpecahan, karena umat Islam di Indonesia memiliki pengalaman dalam perbedaan.

Perbedaan di tubuh umat Islam bukan suatu yang baru, oleh karena itu itu pihaknya mendorong dari perbedaan itu lahir sikap saling menghargai, menghormati dan toleransi atau tasamuh, serta menimbulkan penghargaan dan kearifan atas perbedaan.