Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Arief Anshory Yusuf menilai upaya pemerintah dalam menciptakan "Bali baru" melalui program destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) merupakan langkah yang tepat. "Mendorong sektor pariwisata menjadi penting, oleh karena itu upaya mencari 'Bali-Bali lain' bagus juga kalau didorong oleh pemerintah," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad itu mengatakan dari kacamata sosial dan lingkungan atau sustainable deveopment goals atau SDGs yang sekarang menjadi paradigma, maka pengembangan pariwisata DPSP seperti Labuan Bajo, Mandalika, Borobudur, dan Danau Toba relevan karena sifatnya yang inklusif dan berkelanjutan jika dikelola dengan baik.
"Kita perlu gencar menggalakkan pariwisata. Perhelatan-perhelatan internasional seperti KTT ASEAN, MotoGP, dan F1 PowerBoat tentunya momen-momen baik untuk mempromosikan destinasi wisata," katanya.
Arief pun berharap semua pemangku kepentingan di sektor pariwisata mempertahankan pengelolaan destinasinya yang berkelanjutan dan inklusif. Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan dan menjadikan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai "Bali kedua".
Kementerian PUPR selama tiga tahun telah menyiapkan prasarana dan sarana untuk destinasi wisata Labuan Bajo. Basuki berpesan kepada masyarakat Labuan Bajo dan turis yang berkunjung untuk selalu bersyukur serta menjaga keindahannya.
Baca juga: PLN: Pembangkit EBT di Bali baru 1.48 persen
Baca juga: ANOC meluncurkan platfrom streaming baru jelang AWBG 2023 Bali
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno juga berterima kasih kepada masyarakat Labuan Bajo dan UMKM lokal atas dukungannya untuk pariwisata dalam negeri. Ia juga berpesan agar masyarakat menjaga kebersihan dan infrastruktur yang telah dibangun pemerintah di Labuan Bajo.