Polisi NTB Bekuk Perampok Sadis

id polda ntb

Polisi NTB Bekuk Perampok Sadis

KA, pelaku perampokan yang dikenal sadis berhasil ditangkap anggota dari Ditreskrimum Polda NTB, Jumat.

"KA kami amankan di rumahnya pada Jumat pagi pukul 06.00 WITA, termasuk sejumlah barang bukti yang biasa digunakannya dalam setiap aksi,"
Mataram, (AntaraNTB) - Aparat kepolisian dari Direktorat Reserse dan Kriminal Umum (Ditreskrimum) Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat, Jumat pagi, membekuk seorang perampok yang dikenal sadis dalam melakukan aksi kejahatannya.

Kapolda NTB melalui Kasubdit III Ditreskrimum Polda NTB AKBP M Eka Fathurahman di Mataram, Jumat, mengungkapkan bahwa perampok tersebut berinisial KA (34) asal Desa Serage, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, yang dalam aksinya kerap melukai korban.

"KA kami amankan di rumahnya pada Jumat pagi pukul 06.00 WITA, termasuk sejumlah barang bukti yang biasa digunakannya dalam setiap aksi," kata Eka.

Barang bukti itu antara lain senjata tajam seperti parang, pedang, dan belati. Selain itu, ditemukan juga kunci T, selongsong peluru SS1, dan seperangkat alat isap sabu.

Dikatakannya, KA diamankan oleh lima anggotanya saat berada di rumah. Sebelum dilakukan penangkapan, pihaknya telah berkoordinasi dengan kepala lingkungan maupun tokoh masyarakat setempat agar proses penangkapannya tidak bocor ke KA.

Saat ditangkap di rumahnya, KA sempat memberikan perlawanan namun beruntung anggota terlebih dahulu mengamankan seluruh senjata tajam yang ada di rumahnya sehingga KA berhasil ditangkap tanpa adanya korban.

Untuk sementara KA disangkakan pasal 365 KUHP ayat 1 tentang pencurian dengan kekerasan yang ancaman hukuman pidana paling lama sembilan tahun penjara. "Kita belum tahu pasti pasal yang dikenakan, karena KA terindikasi dalam setiap aksinya dilakukan dengan cara berkelompok," ucapnya.

Eka menjelaskan KA terakhir diketahui melakukan aksi perampokan bersama komplotannya di wilayah Batu Dawe, Kelurahan Tanjung Karang, Ampenan. "Dari informasi yang kami dapatkan, KA beraksi di wilayah Batu Dawe bersama sembilan orang pelaku," ujarnya.

Diketahui, dalam setiap aksinya, komplotan KA tidak segan-segan menyakiti korban menggunakan senjata tajam. Bahkan, korban terakhir di wilayah Batu Dawe terkena tebas di bagian lengannya karena sempat melawan komplotan KA.

Selain di wilayah Batu Dawe, lanjut Eka, KA bersama komplotannya kerap beraksi di wilayah Kota Mataram maupun sejumlah tempat kejadian perkara di beberapa wilayah. "KA memang memiliki jaringan yang cukup luas dan tersebar di Pulau Lombok, sehingga aksinya tidak hanya dilakukan di Kota Mataram," ucapnya.

Terkait hal itu, anggota yang berada di lapangan sudah mengantongi beberapa identitas komplotannya. "Saat ini anggota masih menyelidiki keberadaan anggota komplotan tersebut," kata Eka.(*)