Polresta Padang gagalkan aksi tawuran gunakan sajam

id Polresta,Padang,Sumbar,Tawuran,SMK

Polresta Padang gagalkan aksi tawuran gunakan sajam

Polresta Padang mengamankan salah seorang pelajar yang diduga sebagai pemilik senjata tajam pada Jumat (4/8). ANTARA/FathulAbdi

Padang (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Padang, Sumatera Barat, menggagalkan dan menangkap sepuluh pelajar yang diduga kuat sebagai pelaku aksi tawuran bersenjata tajam pada Jumat sore. "Kami mendapatkan informasi adanya puluhan pelajar yang konvoi sepeda motor hendak melakukan tawuran, rombongan langsung kami cegat sebelum sempat bentrok," kata Kepala Unit Kejahatan dan Kekerasan Satreskrim Polresta Padang Iptu Habiib Hakanul di Padang, Jumat malam.

Ia mengatakan sepuluh pelajar yang berasal dari beberapa sekolah menengah kejuruan (SMK) di kota setempat itu dijaring Tim Klewang beserta jajaran Satreskrim lain di sejumlah lokasi. "Selain para pelajar yang langsung kami bawa ke Mako Polresta Padang, kami menyita dua senjata tajam dan sepeda motor dari lokasi kejadian," jelasnya.

Ia mengatakan pelajar yang diduga merupakan pemilik senjata tajam akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut serta memproses secara pidana jika terbukti melakukan pelanggaran. Habiib menegaskan Polresta Padang tidak segan menindak para pelaku tawuran yang menimbulkan keresahan warga kota setempat dalam beberapa waktu terakhir.

Tercatat setidaknya, pada Sabtu pagi (29/7) aksi tawuran yang menggunakan senjata tajam terjadi di Jalan Khatib Sulaiman, Padang, dan video aksi tersebut viral di media sosial. Setelah itu aksi tawuran terjadi pada Kamis (3/8) di kawasan Kuranji, satu pelajar dilaporkan menjadi korban luka akibat senjata tajam. "Aksi tawuran ini sudah sangat meresahkan masyarakat, Polresta Padang tidak akan segan-segan menindak para pelaku yang terlibat," tegasnya.

Baca juga: Situasi Yogyakarta terkendali pascatawuran
Baca juga: Petugas patroli cegah aksi tawuran di Bogor


Habib mengungkapkan dari pemeriksaan para pelaku yang sudah diamankan diketahui bahwa motif tindakan itu untuk hura-hura, mencari jati diri, dan "keren-kerenan". Oleh karena itu, katanya, kepolisian mengingatkan para orang tua dan pihak terkait agar mengawasi serta memperbanyak edukasi kepada anak-anak muda sehingga tidak terlibat aksi tawuran.