Sumbawa Barat Tunda Proyek Akibat Defisit APBD

id Sumbawa Barat Defisit APBD

"Konsekuensinya kita harus menunda sejumlah paket proyek yang nilainya besar. Karena kalau dipaksakan nilai defisit APBD akan sangat besar (di atas Rp100 miliar),"
Sumbawa Barat (Antara NTB) - Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat memastikan sejumlah paket proyek infrastruktur bernilai besar akan ditunda pengerjaannya dalam tahun anggaran 2015 menyusul defisit anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Sumbawa Barat Mashur Yusuf, di Taliwang, Selasa, mengatakan paket proyek bernilai besar yang akan ditunda itu antara lain proyek pembangunan gedung kesenian yang dianggarkan Rp5 miliar dan proyek pembangunan gedung kantor DPRD senilai Rp5 miliar.

Menurutnya, proyek-proyek tersebut beserta sejumlah paket proyek infrastruktur lainnya akan dianggarkan kembali di APBD tahun 2016. Namun, meski defisit anggaran, pihaknya akan mengejar target "zero defisit" di pembahasan anggaran pendapatan dan belanja perubahan (APBD -P) yang akan segera dibahas bersama DPRD.

"Konsekuensinya kita harus menunda sejumlah paket proyek yang nilainya besar. Karena kalau dipaksakan nilai defisit APBD akan sangat besar (di atas Rp100 miliar)," katanya.

Selain karena faktor defisit tersebut, penundaan sejumlah proyek besar itu, terpaksa dilaksanakan karena limit waktu untuk proses tender sampai pengerjaannya sudah sangat mepet, mengingat saat ini sudah memasuki triwulan ketiga.

"Kalau tetap dikerjakan juga mungkin tidak akan selesai tepat waktu, apalagi sekarang sudah mulai dekat musim penghujan. Jadi sisa waktu yang tersedia tidak memungkinkan untuk proyek besar," katanya.

Ia memastikan bahwa paket paket proyek yang ditunda itu akan dianggarkan kembali di APBD tahun 2016. Karena, ruang fiskal pemerintah daerah di APBD 2016 mendatang relatif lebih leluasa karena pos-pos pendapatan dari royalti PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) maupun bagi hasil penjualan limbah padat (scrap) akan maksimal didapat.

Selain itu, kewajiban pemda untuk pembayaran sejumlah paket proyek tahun jamak (multi years) seperti Bendungan Bintang Bano dan Dermaga Labuhan Lalar, sudah tuntas diselesaikan dalam tahun ini.

"Dengan demikian ruang fiskal kita akan lebih leluasa, jadi proyek-proyek yang ditunda tahun ini bisa dikerjakan nanti di 2016," katanya.

Defisit anggaran yang dialami APBD Sumbawa Barat tahun 2015 ini, terjadi karena tidak terpenuhi target pendapatan dari sejumlah pos, seperti dividen PT Daerah Maju Bersaing senilai Rp43 miliar, royalti PT NNT yang dianggarkan Rp70 miliar tapi yang terealisasi baru Rp10 miliar, juga tidak pastinya dana bagi hasil penjualan limbah padat PT NNT yang dianggarkan senilai Rp20 miliar.

"Untuk dividen PT DMB tahun 2016 mendatang tidak akan dianggarkan lagi di APBD karena sifatnya yang tidak pasti," kata Mashur Yusuf. (*)