London (ANTARA) - Saham-saham Inggris ditutup di wilayah negatif pada perdagangan Kamis waktu setempat (17/8/2023), memperpanjang kerugian untuk hari kelima berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London terpangkas 0,63 persen atau 46,67 poin menjadi menetap di 7.310,21 poin. Indeks FTSE 100 tergerus 0,44 persen atau 32,76 poin menjadi 7.356,88 poin pada Rabu (16/8/2023), setelah merosot 1,57 persen atau 117,51 poin menjadi 7.389,64 poin pada Selasa (15/8/2023),dan berkurang 0,23 persen atau 17,01 poin menjadi 7.507,15 poin pada Senin (14/8/2023).
Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.
Diikuti oleh perusahaan perangkat lunak yang menawarkan platform robotika yang menyediakan solusi end-to-end untuk perdagangan bahan pokok secara daring Ocado Group PLC anjlok 5,54 persen; serta perusahaan industri senjata, keamanan dan kedirgantaraan multinasional Inggris BAE Systems PLC jatuh 4,66 persen.
Baca juga: Saham Jerman berbalik melemah, indeks merosot 0,71 persen
Baca juga: Saham Inggris rugi hari keempat, indeks tergerus 0,44 persen
Sementara itu, Rio Tinto PLC, sebuah perusahaan pertambangan internasional yang berfokus pada pertambangan aluminium, borat, tembaga, emas, bijih besi, timah, perak, timah, uranium dan seng terangkat 1,69 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan. Disusul oleh saham perusahaan pertambangan multinasional yang tercatat di Inggris, Anglo American PLC, bertambah 1,27 persen; serta perusahaan perdagangan dan pertambangan komoditas multinasional Swiss Glencore PLC menguat 0,97 persen.