Kemenpar berharap Festival Moyo jadi penggerak ekonomi Sumbawa

id Festival Moyo

Kemenpar berharap Festival Moyo jadi penggerak ekonomi Sumbawa

Kemeriahan Festival Moyo (Awaludin) (1)

"Konsep pengembangan pariwisata baru bisa berhasil jika didasarkan kepada sosial ekonomi kemasyarakatan,"
Sumbawa Besar (Antara NTB) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berharap penyelenggaraan Festival Moyo 2015 bisa menjadi penggerak ekonomi dan pembangunan di Kabupaten Sumbawa.

"Kita berharap dengan kegiatan ini dapat menjadi pengungkit dan pendorong ekonomi. Karena konsep pengembangan pariwisata baru bisa berhasil jika didasarkan kepada sosial ekonomi kemasyarakatan," kata Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantra Esthy Reko Astuti mewakili Menteri Pariwisata Arief Yahya saat membuka Festival Moyo 2015 di Taman Kerato Kota Sumbawa Besar, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Jumat.

Menurut dia, keterlibatan UMKM dalam setiap penyelenggaraan sebuah kegiatan pariwisata seperti festival dan carnaval akan memberi kesempatan bagi masyarakat dan para pelaku industri kecil dan menengah untuk bisa berkreasi, bersaing dalam menggali potensi yang ada di daerah untuk bisa ditunjukkan kapada dunia usaha. Sebab, bagaimanapun pariwsata tidak bisa dipisahkan dari sektor UMKM sebagai pendukung majunya dunia kepariwisataan.

"Adanya sektor UMKM dengan sendirinya dapat mengangkat pariwisata berikut budayanya. Karenanya berikan kesempatan kepada pelaku UMKM untuk bisa berkreasi, sehingga pada akhirnya bisa meningkatkan ekonomi masyarakat," ujarnya.

Dia menuturkan, saat ini sektor pariwisata menjadi penyumbang terbesar nomor empat bagi pendapatan negara, setelah minyak bumi dan batu bara. Karena itu, potensi pariwisata tidak boleh lepas dari namanya jasa, seperti keberadaan UMKM yang mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat dan daerah.

"Ini harus menjadi tanggungjawab dan sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah. Jika di poles tentu akan semakin baik, karenanya pariwisata harus bisa menjadi unggulan," tambahnya.

Dia menambahkan, potensi pariwisata itu ada tiga, yakni alam, budaya dan buatan. Kabupaten Sumbawa memiliki dua yakni alam dan budaya. Untuk itu, kedua potensi ini harus bisa dikembangkan.

"Dengan seringnya kita menyelenggarakan potensi pariwisata ini maka akan semakin banyak terekspose dan orang mulai melihat dan berkunjung. Karenanya, masyarakat harus mendapat manfaat langsung dari kegiatan ini," katanya.

Terlebih lagi, daerah memiliki potensi kearifan lokal. Disamping menjaga dan melestarikan semau pihak harus bisa mampu dan bisa beradaptasi dalam masalah pariwisata.

Pembukaan Festival Moyo 2015 di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dipusatkan di Taman Kerato Kecamatan Unter Iwis berlangsung meriah, Jumat. Kegiatan ini akan diselenggarakan dari tanggal 11-20 September dengan 17 rangkaian kegiatan.

Sejumlah kegiatan itu diantaranya Baguntung Rame, Pawai Budaya, Barapan Kebo, Jelajah Wisata Motor, MICE (pameran UMKM), Sepeda Wisata, Pekan Budaya Samawa, Main Jaran, Paralayang, Lari Samawa 10 K, Gebyar Pesta Jagung, Balap Sampan, Pameran Batu Akik, Pagelaran Tanjung Munangis, Fishing Contest, Kontes Burung Berkicau, Pentas Kolaborasi DKS (Dewan Kesenian Sumbawa), dan Eksebisi Syarakal.

Acara pembukaan ditandai dengan pemukulan Rantok (Tempat tumbukan padi tradisional) beramai-ramai oleh Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantra Esthy Reko Astuti mewakili Menteri Pariwisata Arief Yahya didampingi Bupati Kabupaten Sumbawa Jamaludin Malik.(*)