BPOM: peredaran jajanan berbahaya di Mataram menurun

id BPOM

"Tren penurunan peredaran pangan jajan terindikasi mengandung bahan berbahaya di sekolah-sekolah tentu cukup menggembirakan"
Mataram, (Antara NTB) - Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Mataram, Nusa Tenggara Barat, mencatat peredaran jajanan yang mengandung bahan berbahaya di sejumlah sekolah di kota itu mulai menurun.

"Setelah kami melakukan survei terhadap sejumlah pangan jajan berbahanya di beberapa sekolah dasar dan pendidikan anak usia dini di Mataram mengalami penurunan signifikan yakni 9,7 persen," kata Kepala BPOM Mataram I Gde Nyoman Suandi di Mataram, Senin.

Nyoman Suandi yang ditemui ketika hendak bertemu dengan Penjabat Wali Kota Mataram itu, mengatakan pada tahun-tahun sebelumnya peredaran jajanan yang mengandung bahan berbahaya di sejumlah sekolah mencapai kisaran 20 persen.

Bahkan, katanya, pada 2011 peredaran jajanan yang mendandung bahan berbahaya di sejumlah sekolah di kota itu mencapai 40 pesen.

"Tren penurunan tingkat peredaran pangan jajan yang terindikasi mengandung bahan berbahaya di sekolah-sekolah ini tentu cukup menggembirakan, namun harus terus ditingkatkan," katanya.

Dari hasil survei, katanya, rata-rata jajanan yang teridentifikasi mengandung bahan berbahaya didominasi pewarna yang mengandung rodamin.

"Sebagian besar terdapat pada minuman, baso yang menggunakan boraks dan saos baso yang menggunakan pewarna rodamin," katanya.

Terkait dengan itu, berbagai upaya sosialisasi terus dilakukan dan ditingkatkan, dengan menjalin kemitraan dan kerja sama sekolah sekaligus memberikan pembinaan kepada para siswa serta pedagang jajanan di sekolah.

"Kita tidak bisa melepas begitu saja, karena perilaku masyarakat termasuk pedagang bisa berubah-rubah dipengaruhi oleh faktor ekonomi sehingga bisa saja mereka mencampur bahan berbahaya lagi," ujarnya.

Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan pengawasan, BPOM Mataram juga berharap kemitraan dari penjabat wali kota untuk dapat menyosialisasikan hal itu, agar cakupan pembinaan terkait dengan bahan-bahan berbahaya bisa lebih luas. (*)