12 SMK di Lombok sasaran "Peka Sinergi"

id Peka Sinergi

12 SMK di Lombok sasaran "Peka Sinergi"

Salah satu pendiri KM Utama Indonesia, Dr Mae Chu Chang, (berdiri) memberikan pemaparannya pada acara peluncuran Peka Sinergi di Mataram, Kamis (12/11). (1)

"Proyek ini akan membangun sistem pelatihan dan sertifikasi berbasis kompetensi dalam TET"
Mataram (Antara NTB) - Konsorsium Proyek Pelatihan dan Sertifikasi Profesi Energi Terbarukan (Peka Sinergi) akan melatih guru dari 12 sekolah menengah kejuruan di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, mengenai teknologi energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, hidro dan biomassa.

"Sebanyak 12 sekolah menengah kejuruan (SMK) di Pulau Lombok, jadi sasaran proyek percontohan Peka Sinergi," kata anggota konsorsium Peka Sinergi dari Pusa Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri atau Technical Education Developement Center (P4TK BMTI/TEDC) Bandung, Rizal Sani, di Mataram, Kamis.

Peluncuran proyek Peka Sinergi digelar di gedung Universitas Mataram (Unram), Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan tersebut dihadiri Rektor Unram Prof H Sunarpi, perwakilan dari P4TK BMTI/TEDC Bandung, Rizal Sani, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) NTB H Rosyadi Sayuti, dan perintis lembaga KM Utama Indonesia Dr May Cu Chang.

P4TK BMTI/TEDC Bandung, Univesitas Mataram dan KM Utama Indonesia, merupakan tiga lembaga yang menjadi mitra konsorsium Peka Sinergi energi terbarukan di NTB.

Rizal mengatakan, dengan dana hibah dari Millenium Challenge Account-Indonesia, proyek ini akan menjawab meningkatnya kebutuhan pasar kerja teknologi energi terbarukan (TET) dengan mengembangkan sistem pelatihan dan sertifikasi profesi untuk pekerj profesional di bidang TET dalam rangka memenuhi kebutuhan industri di Lombok, dan secara nasional saat ini dan masa yang akan datang.

"Proyek ini akan membangun sistem pelatihan dan sertifikasi berbasis kompetensi dalam TET, termasuk menetapkan standar kompetensi dalam TET atau standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), dengan persetujuan Kementerian Tenaga Kerja," ujarnya.

Menurut dia, sistem pelatihan dan sertifikasi profesi untuk pekerjaan di bidang TET tenaga surya, angin, hidro dan biomassa akan dikembangkan oleh P4TK BMTI/TEDC Bandung, bersama dengan Unram.

Selain di 12 SMK di Pulau Lombok, kata Rizal, sistem ini akan diujicobakan di Unram. Sebanyak 48 orang guru dan sejumlah dosen akan diuji untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi.

Sekolah penerima manfaat diharapkan dapat memberi pelatihan kembali tentang TET energi tenaga surya, angin, hidro dan biomassa kepada siswa dan kelompok profesional bidang TET.

Di satu sisi, Unram sebagai mitra konsorsium akan menyusun "road map" atau peta jalan untuk menjadikan penelitian dan pengembangan bidang TET sebagai bagian dari pengembangan Unram.

Dengan demikian, Unram dapat memberikan pelatihan dan sertifikasi kepada mahasiswa dan kelompok profesional yang terkait, dengan berbekal kompetensi dan peralatan TET yang akan dihibahkan kepada Unram dan 12 SMK di Pulau Lombok.

"Proyek ini akan berjalan selama 28 bulan, sejak September 2015 hingga Februari 2018," ucap Rizal.

Pada akhir proyek pada bulan ke-28, lanjut Rizal, proyek diharapkan telah menghasilkan SKKNI, pelatih dan asesor terlatih dan tersertifikasi, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang dilengkapi dengan fasilitas pengujian TET.

"Proyek ini telah mengujicobakan pelatihan untuk tamatan SMK dan teknisi yang bekerja di bidang TET dan melaksanakan sertifikasi dalam kompetensi di bidang energi solar, angin, hidro, dan biomassa yang diakui oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)," katanya. (*)