Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, empat kelompok Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di Mataram mendapat bantuan benih dan fasilitas pendukung dari Kementerian Pertanian dengan total nilai bantuan Rp300 juta.
"Masing-masing kelompok P2L mendapat bantuan sebesar Rp75 juta. Satu kelompok beranggota minimal 20 orang," kata Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram Umar Ismail di Mataram, Selasa.
Empat kelompok P2L yang mendapat bantuan tersebut meliputi Kelompok P2L Asri Kelurahan Jempong Baru Kecamatan Sekarbela, Kelompok P2L Gempur Kelurahan Pejanggik Kecamatan Mataram, Kelompok Silaq Simpang, Kelurahan Mandalika, Kecamatan Sandubaya dan terakhir Kelompok P2L Perigi Dasan Agung Kecamatan Selaparang.
Hal tersebut disampaikan di sela rapat koordinasi dengan perwakilan kelompok P2L yang menerima bantuan salah satunya Kelompok P2L Lingkungan Perigi Kecamatan Selaparang.
Dikatakannya, program P2L ini merupakan salah satu program dari Kementerian Pertanian yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat yang secara bersama-sama mengoptimalkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan berkelanjutan untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan, serta pendapatan kelompok.
Selain itu program P2L juga sebagai salah satu upaya mendukung menekan angka kemiskinan ekstrem, penurunan kasus balita stunting, dan menekan inflasi.
"Bantuan ini diberikan dalam bentuk kegiatan mulai dari menumbuhkan, menanam, merawat hingga panen. Dalam pelaksanaan, kelompok didampingi tim penyuluh kami," katanya.
Dengan demikian, bantuan anggaran Rp75 juta di masing-masing kelompok bisa dimanfaatkan tepat sasaran dan sesuai rencana program kelompok. Mulai dari persiapan lahan, pengadaan benih, "green house", pupuk, termasuk untuk membuat sumur bor dan kebutuhan kelompok lainnya.
Melalui program P2L ini diharapkan dapat memotivasi masyarakat memanfaatkan pekarangan dengan tanaman hortikultura seperti sayuran, cabai, tomat, dan lainnya sehingga bisa dimanfaatkan oleh anggota kelompok dan warga sekitar.
Setelah benih siap tanam yang ada di kelompok P2L, dapat dibagi-bagi ke warga sekitar sebagai bagian motivasi warga untuk memanfaatkan pekarangan dengan bercocok taman hortikultura.
"Dengan demikian, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sayur-sayuran masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan uang," katanya.
Selain itu, tanaman hortikultura hasil P2L juga dapat dikonsumsi oleh anggota kelompok serta dibagi ke masyarakat atau keluarga yang memiliki balita stunting guna mendukung upaya pemenuhan gizi balita.
Apabila hasil panen berlebih, tambahnya, hasil panen P2L bisa dijual dan hasil penjualan dikelola menjadi kas kelompok serta menjadi awal untuk menanam hortikultura tahap berikutnya sehingga kegiatan ini terus berlanjut. "Dengan demikian, P2L bisa menjadi kelompok yang mandiri," katanya.
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56