Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power (NP) menjalin kolaborasi dengan Powerchina International Group Limited (Powerchina) dalam rangka mengakselerasi bauran energi baru terbarukan (EBT) di tanah air.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) kedua belah pihak untuk melakukan joint feasibility pengembangan potensi energi angin di Indonesia pada Kamis, (9/11).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, kerja sama dengan Powerchina merupakan wujud upaya PLN untuk terus mendorong transisi energi. Dalam rangka menanggulangi krisis perubahan iklim dan mengurangi emisi karbon, eksplorasi sumber-sumber EBT baru yang potensial perlu terus dilakukan.
"Kita bersama-sama menghadapi tantangan krisis perubahan iklim. Untuk itu, kita berkomitmen membangun kemitraan yang kuat guna mengubah tantangan tersebut menjadi peluang," katanya.
Darmawan memaparkan, perkiraan total potensi energi angin yang ada di seluruh Indonesia mencapai 155 Gigawatt (GW).
Selain pengembangan potensi angin, kedua pihak juga menyepakati kajian pengembangan lain. Yaitu, kajian pembangunan pembangkit bertenaga angin lepas pantai di Samudera Hindia dan Pasifik serta pembangkit berbasis EBT lain seperti tenaga hidro, biomassa, surya, dan ombak.
"Presiden Joko Widodo baru saja meresmikan PLTS yang merupakan terbesar di Asia Tenggara. Pemerintah Indonesia bersama PLN telah memetakan dengan seksama potensi EBT yang ada di Indonesia. Kami sudah punya angkanya. Sehingga dengan kolaborasi ini, potensinya akan jadi tak terbatas," ujarnya.
Senada dengan Darmawan, Direktur Utama PLN NP Ruly Firmansyah menambahkan, kolaborasi dengan Powerchina adalah bagian dari upaya PLN Group membantu pemerintah Indonesia mencapai target _net zero emissions_ di tahun 2060. Kolaborasi ini semakin penting posisinya mengingat besarnya potensi EBT di tanah air.
"Kolaborasi ini tidak hanya menjanjikan kesuksesan dari sisi bisnis. Namun, lebih luas akan berdampak signifikan di tingkat global dan punya potensi mengubah wajah industri energi," sebut Ruly.
Ia merasa kolaborasi ini akan sangat produktif karena akan fokus untuk mengkaji potensi EBT di tanah air. Tidak berhenti di sana, studi kelayakan juga akan mencakup aspek ekonomi dan teknikalnya.
"Kita punya visi yang sama untuk mencapai kesuksesan dalam perjalanan transisi energi ini. Kami juga berharap kolaborasi ini semakin meningkatkan kemitraan strategis antara Indonesia–China dalam pengembangan energi angin dan EBT lainnya guna mendukung transisi energi Indonesia," kata Ruly.
Vice President Director of Powerchina International Group Limited, Zhou Jiayi mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menyukseskan berbagai proyek penambahan bauran EBT di Indonesia bersama PLN. Dirinya optimis, kolaborasi ini akan terus berlanjut mengingat telah banyak kolaborasi dijalin Powerchina bersama PLN.
Meski Jiayi mengakui dalam kolaborasi ini pihaknya menemui cukup banyak tantangan dari sisi geografis. Namun, berkat komitmen kuat masing-masing pihak dan teknologi yang memadai, semua tantangan tersebut bisa diatasi.
Baca juga: Apresiasi pelanggan, PLN NTB gelar Customer Award
Baca juga: PLN resmikan listrik di lima desa di Manggarai NTT
"Kami punya sejarah panjang bekerja sama dengan PLN. Harapannya, segera kita akan uji coba bersama dan mengupayakan beberapa strategi tambahan untuk meningkatkan pemanfaatan EBT di Indonesia," kata Jiayi.
Berita Terkait
PLN NTB dorong penguatan ekonomi lokal melalui olahan kepiting dan kopi mangrove
Minggu, 8 Desember 2024 6:14
PLN NTB manfaatkan FABA untuk pembangunan pendidikan, ekonomi dan infrastruktur desa
Minggu, 8 Desember 2024 6:09
PLN UIP Nusra umumkan hasil pengadaan tanah pengembangan PLTP Ulumbu
Sabtu, 7 Desember 2024 11:26
Jelang Nataru, PLN UIW NTB Terangi 3.497 Rumah Tangga Lewat Program BPBL
Kamis, 5 Desember 2024 5:24
Kendaraan listrik kian masif, PLN tambah SPKLU di NTB
Kamis, 5 Desember 2024 4:56
Pengecasan kendaraan listrik di SPKLU naik lima kali lipat
Selasa, 3 Desember 2024 6:54
PLN menambah pembangkit listrik 68 GW hingga 2033
Selasa, 3 Desember 2024 6:53
Digitalisasi layanan tekan waktu gangguan listrik jadi 4 menit
Selasa, 3 Desember 2024 6:34