Korban banjir di Tojo Una-una Sulteng membutuhkan logistik

id Banjir, touna, Tojo, BPBD Sulteng, Sulawesi Tengah, hidrometeorologi, bencana alam

Korban banjir di Tojo Una-una Sulteng membutuhkan logistik

Tangkap layar- Dua orang warga menarik barang mereka yang hanyut terbawa arus banjir di Desa Tayawa Kabupaten Tojo Una-una, Sulawesi Tengah, Minggu (21/1/2024). ANTARA/HO

Kota Palu, Sulteng (ANTARA) -
Korban banjir di Kabupaten Tojo Una-una, Sulawesi Tengah membutuhkan logistik berupa air bersih, makanan siap saji pakaian dan selimut untuk warga dalam kondisi darurat.
 
"Warga membutuhkan logistik itu terutama air bersih, karena pipa air bersih rusak dihantam banjir," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Sulawesi Tengah Andy Sambiring di Kota Palu, Senin.
 
Dilaporkan, banjir bandang menerjang empat desa di Tojo Una-una yakni Desa Mawomba, Kecamatan Tojo Barat, Desa Tayawa, Desa Bahari, dan Desa Lemoro, Kecamatan Tojo pada Minggu pukul 15:00 Wita.
 
Hujan sejak pagi hingga sore dengan intensitas tinggi melanda wilayah tersebut mengakibatkan air sungai meluap hingga ke pemukiman warga. Menurut data sementara BPBD Tojo Una-una, jalan trans di Desa Mawomba terendam banjir mengakibatkan arus lalulintas terganggu, selain itu kurang lebih 107 kepala keluarga (KK) di Desa Bahari terdampak, dua rumah dilaporkan hanyut terseret banjir.
 
"Data ini sewaktu-waktu dapat berubah, karena masih bersifat sementara. Hasil asesmen sementara kami terima pada Senin pukul 00:58 WITA. BPBD setempat saat ini sedang berada di lapangan untuk melakukan langkah penanganan," ujarnya.
 
Selain itu 150 KK di Desa Tayawa terdampak, dilaporkan tiga dusun di desa tersebut terendam dan lima rumah warga hanyut terseret banjir, termasuk akses jalan maupun instalasi pipa air bersih juga putus.

Baca juga: Banjir Kota Pangkalpinang sebabkan 458 rumah terendam
Baca juga: PVMBG ingatkan potensi banjir lahar hujan erupsi Lewotobi
 
Di Desa Lemoro, banjir juga merusak instalasi air bersih, sehingga warga kesulitan memperoleh air bersih, termasuk satu orang korban jiwa terseret arus.
 
"Kondisi terkini, air masih merendam pemukiman warga karena intensitas di hulu sungai masih tinggi sehingga debit air terus bertambah. Saat ini BPBD setempat juga menyiapkan posko pengungsian. Pemerintah setempat juga mengupayakan logistik untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak," kata Andy.