Patroli pengawasan anak jalanan di Mataram ditingkatkan

id anak jalanan mataram

Patroli pengawasan anak jalanan di Mataram ditingkatkan

Plt Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Andi Darwis. (ANTARA/Nirkomala)

Kami ada grup 'WhatsApp' sebagai wadah laporan kerja satgas di lapangan
Mataram (ANTARA) - Dinas Sosial Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mulai meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas anak jalanan, gelandang, dan pengemis di sejumlah rambu lalu lintas dan fasilitas publik, agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat sekitar.

"Peningkatan pengawasan anak jalanan, gelandangan dan pengemis (gepeng) ini, terindikasi mulai meningkat berdasarkan laporan masyarakat," kata Plt Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Andi Darwis di Mataram, Rabu.

Peningkatan aktivitas anak jalanan dan gepeng ini, katanya, mulai terjadi dalam beberapa pekan terakhir ini baik dari laporan warga maupun temuan satgas sosial di lapangan dan indikasi peningkatan terjadi menjelang masuknya bulan Suci Ramadhan.

"Kami ada grup 'WhatsApp' sebagai wadah laporan kerja satgas di lapangan. Kalau pagi sampai sore rata-rata laporan tentang anak jalanan, sedangkan malam laporan banyak masuk tentang pengamen," katanya.

Baca juga: Dinsos Mataram siapkan posko pantau anak jalanan

Terkait dengan itu, sebanyak 47 satgas sosial setiap hari disiagakan pada titik rawan secara bergantian terbagi tiga sif yakni sif pertama pukul 08.00 Wita-13.00 Wita, sif kedua pukul 13.00 Wita-18.00 Wita, dan sif ketiga pukul 18.00 Wita sampai 23.00 Wita.

Satgas ini disebar ditempatkan pada titik-titik strategis. Misalnya, di sejumlah lampu merah dan pusat-pusat keramaian seperti di pusat perbelanjaan dan taman kota.

"Karena keterbatasan personel, petugas kita fokuskan di rambu lalu lintas dan taman di tengah kota. Sedangkan yang tidak terakomodasi, kita tangani melalui kegiatan patroli," katanya.

Berdasarkan hasil penjaringan anak jalanan dan gepeng ini, kata Andi, rata-rata merupakan warga luar Kota Mataram, sehingga dalam penanganan perlu ada kerja sama, koordinasi, dan komitmen bersama dengan daerah asal.

"Kalau warga dari dalam kota, InsyaAllah sudah tidak ada sebab kita sudah melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap keluarga yang terindikasi sering turun ke jalan," katanya.

Baca juga: Tangani anak jalanan, satgas sosial Mataram diturunkan

Lebih jauh Andi mengatakan, jika Pemerintah Kota Mataram serius ingin mewujudkan Mataram steril dari anak jalanan, gelandangan, dan pengemis, maka perlu didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang memadai.

Artinya, setiap lampu merah dan fasilitas publik harus ada satgas, agar bisa melakukan pengawasan secara optimal. Kondisi yang terjadi saat ini, satgas dengan anak jalanan dan gepeng terkesan main "kucing-kucingan".

"Mereka akan berpindah dengan cepat ke lokasi lain, ketika satgas siaga pada satu lokasi," katanya.

Terkait dengan itu, tambah Andi, pihaknya sudah mengusulkan tambahan SDM sesuai dengan hasil analisa kebutuhan agar Mataram bisa steril dari anak jalanan, gelandangan, dan pengemis.

"Kalau kita tangani mereka dengan selter atau rumah singgah, kriteria anak jalanan yang ada saat ini tidak masuk sesuai regulasi sebab mereka punya orang tua, tempat tinggal, dan rentan waktu mereka di jalan," katanya.

Baca juga: Dinsos Mataram menggunakan CCTV pantau anak jalanan selama Ramadhan
Baca juga: Dinsos meningkatkan pengawasan anak jalanan di Mataram selama Ramadhan