PMI Jakbar lakukan sejumlah upaya atasi tipisnya pasokan

id donor darah jakarta

PMI Jakbar lakukan sejumlah upaya atasi tipisnya pasokan

PMI Jakarta Barat bersama relawan dari Forpis sedang berjaga di Pos PMI Terminal Kalideres, Jumat (28/4/2023). ANTARA/Risky Syukur

Jakarta (ANTARA) - Palang Merah Indonesia Jakarta Barat (PMI Jakbar) melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi pasokan darah yang berkurang sejak bulan puasa, mulai dari pembukaan unit gawat darurat (UGD) 24 jam hingga insentif bagi pendonor.

"Itu memang gejala tahunan. Jadi, pendonor berkurang pas bulan puasa, wajar karena ketika puasa badan lemas," kata Ketua PMI Jakbar Beky Mardani saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Beky menyebutkan bahwa selama bulan puasa hingga sekarang, jumlah pendonor darah berkurang dari 50 orang menjadi 30 orang setiap harinya.

"Sebelumnya setiap hari bisa sampai 50 pendonor datang ke markas (Kantor PMI Jakbar). Nah pas bulan puasa, sampai sekarang hanya sekitar 30 orang," kata Beky.

Menurutnya, dengan jumlah kantong darah yang biasanya terkumpul setiap harinya yakni 100-125 kantong darah, kebutuhan darah untuk berbagai macam kebutuhan di wilayah tersebut relatif dapat terpenuhi, misalnya kebutuhan trombosit untuk kasus DBD yang saat ini meningkat.

"Stok kita sedang kosong untuk gol A dan AB dan pada kantong 'thrombocyte concentrate'
(TC). Stok 'apheresis' kita juga kosong," kata Beky.

Namun, Beky belum merinci posisi stok kantong darah secara umum di PMI Jakbar hingga saat ini. Oleh karena itu, lanjut, pihkanya menyiagakan UGD 24 jam untuk donor darah ini.

"Bahkan kemarin sejak Lebaran itu kita beri insentif berupa minyak goreng bagi 40 pendonor setiap harinya, sebagai stimulus," kata dia.

Pihaknya juga menggencarkan donor darah di sejumlah organisasi dan terus mengajak masyarakat menjadi sukarelawan pendonor darah untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Baca juga: Kemenkumham NTB gelar donor darah peringati HBP
Baca juga: Stok darah kritis, Yayasan BERSIH gelar kegiatan donor darah di Surabaya

"Kita gencarkan di organisasi-organisasi. Masyarakat juga kita ajak, karena kalau bulan puasa itu siklus tahunan sehingga wajar kalau donor darah berkurang. Kalau sekarang diharapkan masyarakat dapat kembali mau donor darah," kata Beky.

Selain itu, kata dia, sejumlah anggota rumah ibadah agama lain seperti gereja tetap melakukan donor darah meski bulan puasa. Ia berharap pekan depan jumlah pendonor darah sudah mulai normal sehingga semua kebutuhan dapat dipenuhi.

"Kita harapkan pekan depan sudah mulai normal karena sampai sekarang mereka masih fokus urusan Lebaran. Walaupun kantor-kantor udah mulai masuk. Pekan depan kita harap sudah mulai normal," kata Beky.