Beijing (ANTARA) - Kementerian Kesehatan meningkatkan penjajakan dengan perguruan tinggi di China untuk menambah jumlah mahasiswa bidang kesehatan dari Indonesia yang dapat mengambil program dokter spesialis.
"Kami sudah bekerja sama dengan kampus di Wuhan, Shanghai, Guangzhou dan Beijing, ada beberapa MoU yang akan dibuat," kata Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Arianti Anaya di Beijing, China, Jumat (7/6).
Arianti menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan sekitar 15 orang dokter, tenaga medis maupun mahasiswa kedokteran yang saat ini sedang bekerja dan bersekolah di China. Selain Arianti hadir juga Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan Kemenkes Lupi Trilaksono, Ketua Konsil Kedokteran Indonesia Pattiselanno Roberth Johan, Direktur Utama RSUP Fatmawati Mohammad Syahril, Dirut RSUP Dr M Djamil Padang, Dirut RS PON Adin Nulkhasanah dan lainnya.
"Kami mendapat kuota 'fellow' sebanyak 80 orang untuk setahun dan akan diperbaharui, jadi prospeknya luar biasa dan mereka sampaikan kalau tahun ini lancar maka tahun kedua bisa juga ditingkatkan kuotanya," ungkap Arianti.
Namun, Arianti mengaku jumlah tersebut masih kurang jauh dari target "fellowship" sebanyak 550 untuk bidang kardiologi intervensi.
"Tapi kita dapat hampir 100 ya, hanya dari China, namun untuk mencapai 550 itu kan kita bertahap sampai 2027. Jadi kita berharap nantinya dari China misalnya ada 90 orang setiap tahun jadi sampai 2027 sudah cukup banyak ya," ungkap Arianti.
Sementara sisanya akan diambil lagi dari negara lain seperti Jepang, India, Malaysia dan juga dari kampus di Indonesia.
"Kami bekerja sama dengan China karena populasi China besar, jadi jumlah kasus (penyakit) juga banyak. Apalagi kalau bicara 'fellow' maka penerima 'fellow' harus menangani pasien, untuk pasien kardiologi intervensi minimal 300 pasien. Nah kalau negara-negara yang populasinya kecil sulit untuk mencari angka 300, atau untuk mencapai 300 (pasien) akan lebih lama masa 'fellow-nya', sementara kalau di sini kita bisa selesaikan 300 (pasien) dalam 1 tahun," jelas Arianti.
Baca juga: Kemenkes mengajak diaspora nakes di China kembali ke Indonesia
Baca juga: Kalbar instruksikan nakes gencarkan sosialisasi cegah DBD
Diketahui Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) secara resmi meluncurkan Beasiswa Fellowship Dokter Spesialis sejak 8 Mei 2023.
Beasiswa Fellowship Dokter Spesialis ini disediakan terutama untuk mempelajari empat penyakit yang berkontribusi pada angka kematian tertinggi yaitu jantung, stroke, urologi dan nefrologi, atau kanker dengan target penerima beasiswa adalah dokter spesialis yang mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) sebagai Dokter Spesialis.
Terdapat total 113 rumah sakit di dalam dan luar negeri yang ditunjuk sebagai tempat menjalani program Beasiswa Fellowship Dokter Spesialis untuk masa belajar adalah 3 - 24 bulan.
Kemenkes dan LPDP berkomitmen memberikan beasiswa kepada 1000 orang tenaga kesehatan setiap tahunnya, yang jumlahnya tersebar untuk beasiswa dokter spesialis, subspesialis dan maupun yang terbaru yaitu beasiswa fellowship.