Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Nusa Tenggara Barat pada September 2024 mencapai 15,25 juta dolar AS atau mengalami penurunan 80,56 persen dibandingkan impor pada Agustus 2024 yang mencapai 78,45 juta dolar AS.
Ketua Tim Statistik Distribusi dan Jasa BPS NTB Muhamad Saphoan di Mataram, Selasa mengatakan, nilai impor bulan lalu tercatat paling rendah sepanjang Januari hingga September 2024.
"Jika melihat rangkaian impor dari Januari tercatat impor Nusa Tenggara Barat paling kecil pada September," ujarnya.
Baca juga: Neraca perdagangan di NTB surplus 228,89 juta dolar AS
Saphoan menjelaskan, nilai impor secara tahunan pada September 2024 menurun sebesar 53,91 persen bila dibandingkan impor pada September 2023 yang mencapai 33,09 juta dolar AS.
BPS Nusa Tenggara Barat menyebutkan bahwa mesin dan mekanik pesawat menjadi komoditas impor tertinggi mencapai 86,95 persen.
Komoditas selanjutnya berupa mesin dan peralatan listrik sebesar 7,39 persen, benda dari mesin dan baja 3,04 persen, besi dan baja 1,17 persen, perangkat optik 1,04 persen, plastik dan barang dari plastik 0,09 persen, serta komoditas lainnya 0,32 persen.
"Adapun komoditas spesifik yang diimpor pada kelompok mesin dan pesawat mekanik berupa kompresor, turbin uap, mesin POS, rakitan papan sirkuit cetak, katup kupu-kupu, dan lainnya," kata Saphoan.
Baca juga: Neraca perdagangan NTB surplus 370,75 juta dolar AS
Lebih lanjut, dia menuturkan impor mesin dan peralatan listrik berupa alarm kebakaran, peralatan bantuan navigasi radio, suku cadang, dan peralatan lainnya.
Sedangkan benda dari besi dan baja berupa kawat pilin, besi atau baja, kawat baja pilin untuk beton, hingga berbagai bahan konstruksi.
"Pelabuhan bongkar barang ada di Benete. Sebagian besar barang yang kita impor ke NTB adalah barang-barang modal untuk kegiatan operasional PT Amman Mineral di Sumbawa Barat," papar Saphoan.
Baca juga: Impor NTB Agustus 2024 naik 59,28 persen
Barang-barang modal tersebut memegang persentase tertinggi impor menurut penggunaan mencapai 71,22 persen, lalu diikuti dengan bahan baku dan penolong 28,76 persen, serta barang-barang konsumsi 0,02 persen.
Pada September 2024, neraca perdagangan Nusa Tenggara Barat mengalami surplus dengan angka sebesar 228,89 juta dolar AS. Nilai ekspor Nusa Tenggara Barat tercatat sebesar 244,14 juta dolar AS, sedangkan nilai impor hanya sebesar 15,25 juta dolar AS.
Baca juga: Nilai impor NTB tercatat capai 49,26 juta dolar AS pada Juli 2024
Baca juga: Impor beras dongkrak penerimaan bea masuk di Lombok NTB