Bank Indonesia Pelihara Eksistensi Tenun Pringgasela Lombok

id tenun lombok,BI Lombok

Bank Indonesia Pelihara Eksistensi Tenun Pringgasela Lombok

Tas dari bahan baku kain tenun songket dan tas rajutan dari benang produksi para perempuan penyandang disabilitas di Desa Sukarara, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. (ANTARA NTB/Awaludin) (1)

Mataram (Antaranews NTB) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat berkomitmen untuk terus memelihara eksistensi kain tenun produksi pengrajin di Desa Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur karena memiliki potensi pasar yang bagus.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB Achris Sarwani di Mataram, Selasa, mengatakan, kain tenun dari Desa Pringgasela memiliki keunikan tersendiri yang diajarkan secara turun temurun, di mana semua bahan tenun (benang dan pewarnaan) berasal dari alam.?

"Kain tersebut banyak digunakan dalam kegiatan sosial maupun ritual keagamaan," katanya.

Selain produk fisiknya, menurut Achris, aktivitas menenun juga bisa dijual sebagai produk paket wisata budaya kepada para wisatawan domestik dan turis asing yang berkunjung ke Lombok.

Menenun kain menjadi salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat di NTB, salah satunya di Desa Pringgasela. Kabupaten Lombok Timur.?

Konon, kata Achris, cerita di kalangan warga Lombok bahwa seorang gadis sebelum menikah diwajibkan mampu membuat tenunan sebagai lambang cinta dan kepatuhan kepada calon suaminya.

"Seiring perkembangan zaman, kain tenun dapat digunakan menjadi bahan aneka kreasi diantaranya tas, sepatu dan busana muslim," ujarnya.

Mengingat mayoritas penduduk di NTB adalah muslim, kata Achris, penggunaan tenun dalam pembuatan busana muslim menjadi peluang tersendiri.?

Hal tersebut tentunya dapat mendukung upaya pemerintah daerah dalam mengembangkan NTB menjadi salah satu destinasi wisata halal.

Bank Indonesia juga terus berupaya mempromosikan kain tenun khas NTB, salah satunya dengan menyelenggarakan lomba kreasi busana muslim berbahan kain tenun Pringgasela.

Kegiatan bertema "Hijab Summer Breeze Fashioner" sebut diselenggarakan di Islamic Center, Mataram, pada 20 Oktober 2018.

"Kami menggelar kegiatan tersebut dengan harapan mampu memberikan stimulus bagi desainer-desainer di NTB untuk terus berkarya sekaligus memperkenalkan tenun sebagai mahakarya ke kancah nasional bahkan dunia," kata Achris.

Ni Made Ariani salah satu perancang busana muda asal Sumbawa yang berhasil menjadi pemenang dalam lomba tersebut mengharapkan agar fashion anak muda dapat memanfaatkan kain tenun sebagai bahan dasar untuk membuat busana karena tenun adalah warisan budaya yang harus dilestarikan.?

"Kain tenun dapat dikreasikan dalam berbagai model busana, termasuk busana muslim," tuturnya.