Surat terbuka untuk Calon Gubernur Jatim: Pendidikan gratis dan adil, antara janji dan realita

id surat terbuka,gubernur jatim,pendidikan gratis dan adil,janji dan realita Oleh Isa Ansori*)

Surat terbuka untuk Calon Gubernur Jatim: Pendidikan gratis dan adil, antara janji dan realita

Tiga Calon Gubernur Jawa Timur yakni Tri Rismaharini (kiri), Khofifah Indar Parawansa dan Luluk Nur Hamidah (ANTARA/HO-Dok Isa Ansori)

Surabaya (ANTARA) - Hal : Pendidikan Gratis dan Bebas Intimidasi Adalah Keniscayaan

Kepada Yang Terhormat Calon Gubernur Jawa Timur,    

Kami, masyarakat Jawa Timur, menyambut baik visi Anda yang ingin menyediakan pendidikan gratis dan terjangkau bagi seluruh anak di provinsi tercinta ini. Janji yang disampaikan tentang pendidikan tanpa biaya sungguh membangkitkan harapan kami, terutama bagi keluarga-keluarga yang memiliki keterbatasan ekonomi. Namun, izinkan kami menyampaikan sebuah realita yang mungkin belum sepenuhnya terlihat dari permukaan: antara slogan pendidikan gratis dan pelaksanaannya, masih ada jarak yang nyata dan mengecewakan.

Di lapangan, kami para orang tua masih dihadapkan pada pungutan dan sumbangan yang datang dengan berbagai alasan – entah itu untuk operasional, kegiatan tambahan, atau perbaikan fasilitas sekolah. Semua itu sering kali dikemas dalam bentuk ‘kesepakatan’ yang sulit kami tolak. Padahal, bagi banyak keluarga, terutama yang rentan secara ekonomi, setiap biaya tambahan menjadi beban yang dapat mengancam keberlangsungan pendidikan anak-anak kami.

Selain itu, ada kenyataan yang lebih pahit yang kami temui di sekolah-sekolah. Pendidikan seharusnya menjadi ruang yang inklusif, di mana setiap anak merasa diterima dan didukung tanpa melihat latar belakang atau prestasi akademik mereka. Namun, dalam kenyataannya, sekolah sering kali hanya dianggap sebagai ‘milik’ anak-anak yang dinilai ‘baik’ atau ‘berprestasi’. Sedangkan anak-anak yang mengalami kesulitan atau berasal dari keluarga rentan sering kali menjadi sasaran ancaman atau intimidasi, baik secara langsung maupun melalui kebijakan. Kami, para orang tua, tidak menginginkan anak-anak kami menjadi pribadi yang rentan atau takut hanya karena mereka menghadapi tantangan lebih besar dalam proses belajar.

Bahkan, tak jarang kami sebagai orang tua pun dihadapkan pada ancaman dari pihak sekolah – ancaman bahwa anak kami akan dikeluarkan atau tidak dinaikkan kelas jika mereka dinilai ‘bermasalah’ atau ‘tidak sesuai’. Hal ini sungguh menyakitkan dan membuat kami merasa berkonflik dengan sekolah yang seharusnya menjadi mitra dalam pendidikan anak-anak kami. Kami membutuhkan dukungan dari pemerintah agar dapat merasakan kenyamanan yang sama dalam menyekolahkan anak-anak kami tanpa kekhawatiran atau intimidasi.

Kami memohon agar pemerintah yang baru, di bawah kepemimpinan Anda kelak, tidak hanya menghadirkan pendidikan gratis sebagai slogan, tetapi juga sebagai kenyataan yang melindungi setiap keluarga dan setiap anak. Kami berharap, di bawah kepemimpinan Anda, anak-anak kami dapat merasakan pendidikan yang bebas dari pungutan tersembunyi dan intimidasi, serta sekolah yang benar-benar menjadi ruang aman dan adil bagi semua.

Jika benar pendidikan adalah proses memanusiakan manusia, maka keadilan dan kenyamanan dalam pendidikan bukan hanya cita-cita, tetapi adalah keharusan. Kami berharap Anda membawa perubahan nyata, sehingga Jawa Timur menjadi provinsi yang benar-benar memprioritaskan pendidikan yang gratis, inklusif, dan adil bagi setiap anak, tanpa pengecualian.

Jawa Timur sebagai propinsi yang layak anak, sudah seharusnya mampu menjalankan itu di lapangan, namun sayang faktanya masih banyak terjadi anak terhambat sekolahnya karena biaya dan ancaman kekerasan yang terjadi baik dari sekolah, guru maupun warga pendidikan yang lain.

Hormat Saya,

*) M. Isa Ansori
Warga Surabaya dan Pemerhati Pendidikan dan Perlindungan Anak Jatim