Semua siswa Mataram dipulangkan saat gempa

id gempa Mataram,semua siswa panik

Semua siswa Mataram dipulangkan saat gempa

Sejumlah warga berada di Hunian sementara korban gempa yang merupakan bagian dari Desa Berdaya di Desa Pemenang Barat, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Rabu (24/10/2018). Desa Berdaya adalah program Rumah Zakat untuk pemberdayaan desa yang berkelanjutan dengan mengintegrasikan rumpun program pemberdayaan dalam satu wilayah yang terdiri dari program pemberdayaan ekonomi dan pembangunan kapasitas serta program pendukung yang meliputi program pendidikan, kesehatan dan lingkungan guna mempercepat pemulihan keberdayaan masyarakat NTB yang sempat terpuruk karena bencana gempa bumi. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww.

Mataram (Antaranews NTB)- Semua siswa di Kota Mataram dan sekitarnya dipulangkan lebih awal akibat gempa bumi yang melanda Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, dengan kekuatan 5,7 Skala Richter, Kamis.

"Kebijakan ini kami ambil untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, dan antisipasi gempa susulan," kata M Amin salah seorang guru di SDN 25 Mataram.

Dari laman Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menyebutkan gempa tektonik itu terjadi pada Kamis pukul 08:02:46 WIB.

Pusat gempa di 23 kilometer barat laut Mataram, tepatnya pada 8,37 Lintang Selatan (LS) dan 116,06 Bujur Timur (BT). Pusat gempa di kedalaman 10 kilometer, namun tidak berpotensi terjadi tsunami.

Amin mengatakan, saat gempa terjadi anak-anak sedang berada di dalam ruangan dan mengerjakan soal ulangan semester ganjil. Begitu terjadi gempa anak-anak dan guru langsung berhamburan keluar ruangan menuju lapangan sekolah.

"Banyak anak-anak yang menagis juga, karena masih trauma kejadian gempa di bulan Agustus lalu," katanya.

Menurutnya, saat memberikan kebijakan pulang lebih awal, para siswa tidak dibiarkan pulang begitu saja, melainkan diminta untuk menunggu jemputan dari orang tua masing-masing.

Setelah dipastikan sudah ada yang menjemput, barulah siswa diperbolehkan pulang, sedangkan siswa yang rumahnya berada dekat dari lingkungan sekolah, dipastikan dulu orang tuanya sedang berada di rumah atau tidak.

"Hal itu kita berlakukan untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan kepada anak-anak," katanya.

Dari hasil pantauan, rata-rata kondisi serupa terjadi di semua tingkatan sekolah yang ada di Kota Mataram, mulai dari tingkat TK/SD/SMP maupun SMA/SMK sederajat.

Bahkan di perguruan tinggi sekalipun, salah satunya di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, yang mahasiswanya juga pada lari berhamburan keluar menuju titik kumpul evakuasi.