Denpasar (ANTARA) - Komunitas di Bali mengajak masyarakat dan wisatawan mengikuti festival berkonsep fesyen berkelanjutan dengan kegiatan pesta tukar pakaian bekas.
Ketua Panitia Sustainable Fashion Fest 2024 Annisa Fauziah di Denpasar, Bali, Sabtu, mengatakan kegiatan menukar pakaian bekas bertujuan untuk menekan limbah tekstil terutama dari pakaian yang diproduksi cepat dan massal dari merek luar negeri.
“Sebenarnya ini kisah jutaan orang, mereka selalu mencari pakaian-pakaian baru, kadang bosan pakainya, ukuran, atau gayanya sudah tidak cocok, ini adalah pilihan alternatif supaya orang-orang bisa tidak beli baru lagi,” kata dia.
Anak muda yang tergabung dalam komunitas TRI Cycle ini sendiri sudah rutin mengadakan kegiatan tukar pakaian sejak 2019 di Bali dan Jakarta, namun tahun ini untuk pertama kalinya aksi peduli lingkungan ini dirangkai dalam sebuah festival besar.
Annisa mengatakan antusias masyarakat yang peduli terhadap bahaya limbah fesyen kian meningkat bahkan hingga orang asing berpartisipasi, sehingga festival fesyen berkelanjutan ini hadir di Indonesia dengan target 500 peserta dan 3.000 pakaian yang saling ditukar.
“Limbah yang dihasilkan industri fesyen di Indonesia berpotensi mencapai 39.000.000 ton per tahunnya, dan hanya 12 persen yang didaur ulang, sisanya lebih banyak dibuang di TPA atau dibakar karena limbah kain dianggap sebagai limbah residu,” kata dia menjelaskan.
Melalui pesta tukar pakaian, komunitas yang aktif dalam menekan limbah fesyen ini berharap limbah pakaian yang keluar terbuang berkurang, karena mereka akan menukar pakaian yang dibawa dengan milik orang lain.
Baca juga: TPST Sandubaya Mataram ubah limbah plastik jadi bata beton
Satu pakaian yang ditukar akan dihargai Rp5.000, pembiayaan ini dilakukan untuk menyortir peserta, sebab tidak semua pakaian dapat ditukar seperti yang sudah rusak parah.
Mengantisipasi pakaian yang rusak parah ini untuk mencegah adanya peserta yang tidak mengambil baju pengganti dan menambah kembali stok baju bekas yang berpotensi menjadi limbah.
Untuk mencegah dibuangnya sisa baju pesta tukar pakaian, komunitas akan membawa dan mengolah pakaian tersebut menjadi pakaian yang baik dengan menjahit atau mengubahnya menjadi benda berguna lain.
Baca juga: PLTU di Sumbawa Barat-NTB tingkatkan pemanfaatan energi terbarukan
“Kalau ada sisa itu nanti biasanya kami simpan untuk kegiatan selanjutnya, ada juga yang kami donasikan, ada juga yang kita diperbaiki kemudian dijual melalui platform lain,” ujarnya.
Dibantu pendanaan oleh ASEAN Foundation melalui program ASEAN Social Enterprise Development Programme 3.0, Sustainable Fashion Fest 2024 akan dilaksanakan di La Brisa, Canggu, pada 7 Desember 2024 mendatang.
Selain pesta tukar pakaian, mereka juga membuka stan bagi pegiat fesyen berkelanjutan hingga mengundang penjahit lokal yang dapat memperbaiki pakaian peserta.