Mataram (ANTARA) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Nusa Tenggara Barat tengah berupaya menjadikan NTB sebagai lumbung pengusaha muda yang berani mengambil peran dalam menggerakkan ekonomi lokal dengan memanfaatkan kekayaan sumber daya alam yang melimpah.
Ketua HIPMI NTB, Ismed Maulana, menegaskan bahwa Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki sektor-sektor unggulan yang dapat dikembangkan secara optimal oleh para pengusaha muda.
"NTB ini kalau saya lihat potensinya, laut kita potensi, pariwisata potensi, pertanian kita potensi, tambang kita besar, terus kita butuh banyak sekali pembangunan. NTB ini kayak mini Indonesia, semua ada di sini," katanya.
HIPMI NTB saat ini memiliki 10 badan pengurus cabang (BPC) dengan rata-rata 50 anggota di setiap cabang, serta 200 anggota di tingkat provinsi. Secara keseluruhan, jumlah anggota HIPMI NTB mencapai 700 orang.
Menariknya, kata Ismed, setiap anggota HIPMI NTB memiliki omzet bisnis rata-rata Rp1 miliar per tahun. Dengan jumlah anggota yang ada, nilai perputaran uang dari komunitas pengusaha muda ini mencapai Rp700 miliar per tahun. Angka ini menunjukkan betapa besarnya kontribusi wirausaha muda dalam menggerakkan perekonomian daerah.
Salah satu contoh bisnis yang berhasil dijalankan adalah pengiriman sapi dari Sumbawa, Dompu, dan Bima ke Jakarta untuk memenuhi kebutuhan Idul Adha. Dalam sekali pengiriman mampu mengirim 20 hingga 30 kontainer.
"Satu kontainer bisa 20 hingga 22 ekor sapi dengan harga terendah Rp12 juta per ekor. Itu kan putaran uang semua, ini dia bawa uang luar masuk, sederhananya begitu, belum usaha teman-teman yang lain," ujar Ismed.
Untuk semakin memperkuat peran wirausaha muda, HIPMI NTB terus melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan meningkatkan literasi kewirausahaan di kalangan anak muda.
HIPMI NTB ingin menjadi wadah bagi calon pengusaha muda untuk belajar dan mengembangkan bisnis mereka.
Selain itu, akses terhadap permodalan juga menjadi fokus utama. Ismed mengatakan, pihaknya berupaya membuka jalan bagi anggotanya untuk mendapatkan pendanaan dari perbankan, khususnya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Tak hanya itu, HIPMI NTB juga aktif mendorong pemerintah daerah agar memperbaiki regulasi yang masih dianggap menghambat investasi. Proses perizinan yang panjang dan berbelit-belit menjadi salah satu kendala utama yang harus segera diselesaikan.
"Kami ingin membantu regulator agar proses perizinan yang sifatnya mendasar jangan terlalu berbelit-belit agar iklim investasi menjadi lebih baik," tambah Ismed.
Baca juga: Kolaborasi pemerintah-pengusaha percepat adopsi EV
Ia menambahkan, pihaknya juga akan berupaya membangun komunikasi dengan pemerintah pusat agar NTB mendapatkan perhatian lebih dalam hal pembangunan ekonomi. Berbagai sektor, mulai dari pendidikan, pertanian, pariwisata, hingga pertambangan, diharapkan bisa mendapatkan dorongan dari kebijakan yang lebih progresif.
Di tingkat daerah, HIPMI NTB berharap Pemerintah Provinsi NTB serta pemerintah kabupaten/kota lebih aktif mendorong dinas-dinas terkait, seperti Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perdagangan, dan Dinas Perindustrian, untuk bersinergi dalam menghadirkan lebih banyak program pelatihan kewirausahaan bagi anak muda.
Baca juga: DPRD Bali usul buat perda perlindungan hasil bumi
"Kami juga siap kapan pun Pemprov butuh informasi atau butuh diskusi terkait kewirausahaan. Kami selalu hadir untuk mendukung perkembangan dunia usaha di NTB," ucap Ismed.
HIPMI NTB juga menyatakan kesiapan untuk mendukung pemerintahan Gubernur NTB, Dr H Lalu Muhamad Iqbal, dalam merealisasikan program pembangunan daerah yang berbasis Asta Cita. Program-program seperti swasembada pangan, swasembada energi, hilirisasi industri, pembangunan 3 juta rumah, serta penyediaan makanan bergizi gratis menjadi peluang besar bagi pengusaha muda untuk berpartisipasi.
"Dari program-program tersebut, ayo bagaimana entrepreneur-entrepreneur kita di Nusa Tenggara Barat ikut mengambil posisi," kata Ismed.