Jakarta (ANTARA) - Indonesia sebaiknya terbuka dengan aspirasi Amerika Serikat yang ingin menjual produk-produk unggulannya di wilayah Indonesia dengan harga yang lebih bersaing untuk memenangkan perang dagang melawan produk China.
"RI hendaknya terbuka dengan aspirasi AS yang ingin menjual produk unggulannya di Indonesia dengan harga yang lebih bersaing," kata Profesor Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran (Unpad) Teuku Rezasyah saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Reza mengatakan Indonesia sebaiknya juga terbuka menerima harapan AS agar nantinya investasi mereka di Indonesia berjalan dengan baik sesuai hukum internasional dan hukum nasional di Indonesia.
"Tentunya AS berharap agar Indonesia benar-benar terbebaskan dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) serta tidak memberlakukan aturan-aturan yang mempersulit dunia usaha AS," katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa sebaiknya Indonesia maklum, jika dalam kerangka menekan tarif, AS juga akan meminta pembelian alutsista dalam jumlah besar, yang jika perlu dilakukan dengan cara kredit ekspor dari AS serta jaminan terbebasnya dari larangan yang selama ini dijalankan Amerika Serikat.
Baca juga: Pemerintah China sampaikan syarat bila AS ingin berunding soal tarif
Reza menambahkan bahwa dalam perundingan yang akan berlangsung sangat ketat dengan AS, sebaiknya Indonesia berjuang agar sektor-sektor produksi yang mengandalkan SDM dalam jumlah besar tidak dipersulit untuk memasuki pasar AS.
Baca juga: Pemikiran Sumitro, Ekonomi kerakyatan dan ancaman Liberalisasi tarif Trump
Selanjutnya, Reza juga menilai bahwa jika Indonesia mengaitkan negosiasi tarif AS dengan membawa nama BRICS, maka itu akan berdampak sangat buruk.
"Amerika Serikat akan menempatkan Indonesia pada posisi yang setara dengan China dan Rusia, yang nama baiknya sangat buruk di hadapan birokrasi AS", katanya.
"Alangkah baiknya jika RI mengedepankan statusnya sebagai pendiri ASEAN, APEC, ARF, IORA, dan Kerja Sama Selatan Selatan, dan yang saat ini sedang berusaha keras menegakkan prinsip-prinsip hukum internasional dalam ASEAN Outlook On The Indo-Pacific," lanjutnya.