Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendorong pengembangan potensi desa, melalui program Desa Berdaya untuk mengurangi jumlah populasi penduduk miskin secara signifikan.
"Sumber daya manusia di desa harus kami tingkatkan kualitas dan kapasitasnya dalam pengelolaan tidak hanya keuangan, tetapi juga melihat potensi desa," kata Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, serta Kependudukan dan Pencatatan Sipil (PMPD Dukcapil) NTB Teguh Gatot Yuwono di Mataram, Kamis.
Pada September 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di Nusa Tenggara Barat sebanyak 11,91 persen atau setara 658,60 ribu orang. Jumlah penduduk miskin turun 1 persen atau sekitar 50,41 ribu orang terhadap Maret 2024 yang saat itu masih mencapai 709,01 ribu orang.
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Nusa Tenggara Barat 2025-2029 menetapkan target tingkat kemiskinan berada dalam rentang 11,68 sampai 12,18 persen pada 2025. Kemudian, jumlah kemiskinan diharapkan menyentuh angka 9,40 sampai 9,90 persen pada 2029.
Baca juga: Desa Berdaya di NTB jadi rumah besar kolaborasi lintas sektor
Teguh mengatakan, ada 20 agenda kerja prioritas Pemerintah Provinsi NTB dalam program Desa Berdaya, di antaranya desa tanpa kemiskinan, desa mandiri pangan, desa wisata maju, desa ekspor, desa literasi, hingga desa sadar pajak.
Dari total 1.021 desa yang tersebar pada delapan kabupaten di Nusa Tenggara Barat, saat ini ada sebanyak 106 desa dengan tingkat kemiskinan ekstrem. Program Desa Berdaya dicanangkan untuk mengatasi persoalan tersebut.
Baca juga: Gubernur Iqbal targetkan kemiskinan ekstrem turun nol persen di 2029
Kepala Bidang Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi pembangunan Daerah Bappeda NTB, Firmansyah mengungkapkan bahwa program Desa Berdaya hadir sebagai upaya memperkuat peran desa dalam menyusun dan melaksanakan pembangunan berbasis potensi lokal.
"Lima tahun ke depan kami berharap angka kemiskinan di Nusa Tenggara Barat berada di bawah satu digit atau di bawah 10 persen. Kalau memperhatikan tren ini, kami punya keyakinan bisa dicapai," pungkas Firmansyah.
Statistik potensi desa di Nusa Tenggara Barat tahun 2024 yang dirilis oleh BPS menyebut sumber penghasilan utama penduduk di 894 desa terletak pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan; kemudian ada 26 desa pada bidang industri pengolahan; sebanyak 11 desa dalam bidang konstruksi; dan 9 desa pada sektor pertambangan serta penggalian.
Baca juga: Pengentasan kemiskinan di NTB melalui diversifikasi ekonomi
Baca juga: Pembangunan ekonomi di NTB dioptimalkan untuk turunkan kemiskinan
Baca juga: Pengentasan kemiskinan penduduk desa di NTB melalui transformasi ekonomi
Baca juga: Komoditas beras dan rokok jadi penyumbang kemiskinan di NTB