Lombok Timur (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Selong Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus berinovasi dengan membekali para warga binaan keahlian hingga memiliki sertifikat keterampilan dalam rangka melestarikan budaya di daerah.
"Kami terus berinovasi, menjadikan warga binaan ini memiliki keterampilan, hingga bersertifikat, sebagai bekal ketika usai menjalani hukuman," kata Kepala Lapas Kelas II B Selong Lombok Timur Ahmad Sihabudin di Lombok Timur, Jumat.
Ia mengatakan, pihaknya tak hanya mengajarkan keterampilan kepada warga binaan, pihaknya juga menjadikan warga binaan sebagai motor utama dalam melestarikan budaya yang ada di daerah ini.
"Seperti mengajak melestarikan budaya presean, gendang beleq dan budaya lainnya," katanya.
Baca juga: Sebanyak 350 warga binaan Lapas Selong Lombok dapat remisi Dasawarsa
Ia mengatakan pihaknya juga menjadikan warga binaan untuk ikut melestarikan budaya seperti presean, karena pihaknya sempat membawa warga binaan untuk ikut melestarikan budaya presean.
" Kami juga memiliki pepadu di Lapas Selong ini. Seperti yang dipertontonkan kepada para jurnalis saat hari ini di Lapas, pertandingan presean antar warga binaan," katanya.
Ia mengatakan dengan keterampilan yang dimiliki, saat kembali ke masyarakat keterampilan yang dimiliki dapat bermanfaat. Di antaranya keterampilan yang diajarkan yaitu menyablon , membuat jajanan, pertukaran dan lainnya.
"Dan keterampilan yang dimiliki inipun mereka langsung mendapatkan sertifikat. Saat ini meski memiliki keterampilan tanpa sertifikat sulit diakomodir, sehingga setiap warga binaan yang menguasai satu keterampilan mereka langsung mendapatkan sertifikat," katanya.
Baca juga: Ratusan warga binaan Lapas Selong Lotim diusulkan dapat remisi HUT RI 2025
Dalam melakukan pembinaan terhadap warga binaan, menurut Sihabudin, dirinya tak melihat mereka terlibat kasus apa, apa kasus besar atau kecil, semua sama perlakuan.
"Tak hanya petugas lapas saja yang melakukan pengembangan diri, warga binaan pun memiliki hak untuk berusaha dan pengembangan diri," ujarnya.
Hanya saja, ucap Sihabudin hingga saat ini, dirinya prihatin melihat warga binaan yang masih dikriminalisasi oleh masyarakat setelah keluar dari lapas.
"Kriminalisasi terhadap warga binaan di tengah masyarakat masih saja terjadi. Padahal kita sama sama memiliki hak untuk menjalani kehidupan," katanya.
Baca juga: Warga binaan di Lapas Selong Lombok Timur jalani tes urine
Baca juga: Kejari Lombok Timur titip penahanan tersangka ketiga sumur bor di Lapas Selong
