Mataram (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat mendistribusikan 12 ribu liter air bersih untuk empat dusun di Desa Senaru, Kecamatan Bayan, yang mengalami krisis air bersih.
Krisis air itu terjadi akibat sumber mata air dan pipa distribusi air yang rusak akibat longsoran pascagempa 17 Maret 2019.
"Intervensi distribusi air bersih itu untuk membantu warga yang setelah sumber mata air dan pipanya tertimpa longsoran pascagempa," kata Wakil Kepala Markas PMI Lombok Utara, Sahabudi Kusumawijaya kepada Antara saat dihubungi dari Mataram, Kamis malam.
Ia menambahkan distribusi air bersih itu dilakukan dengan cara satu hari distribusi dan satu hari libur. "Misalnya Senin kita distribusikan, Selasa libur dan Rabu distribusikan kembali," katanya.
Penjadwalan itu, kata dia, mengingat PMI Lombok Utara juga melakukan distribusi ke tempat lainnya di tiga kecamatan, yakni, Kecamatan Bayan, Kayangan dan Gangga.
Distribusi air itu, kata dia, dilakukan sampai pipanisasi air bersih di kawasan itu sudah dilakukan.
Pihaknya sendiri saat ini menunggu bantuan pipa dari PMI pusat dan jika pipa air itu dikirimkan dibutuhkan sekitar 15 kilometer panjang jaringan pipa untuk di tiga kecamatan tersebut.
Selain itu, kata dia, warga Dusun Senaru juga mengajak tim PMI Lombok Utara untuk melakukan "assesment" ke sumber mata air baru yang jaraknya sekitar tiga kilometer di atas mata air yang rusak akibat longsoran.
"Sampai hari ini, kita di Desa Senaru krisis air bersih," kata warga Desa Senaru, Nursa'ad kepada Antara, di Mataram, Rabu.
Karena itu, kata dia, dirinya bersama beberapa tokoh di empat dusun Desa Senaru berencana mencari mata air yang baru dan jaraknya sekitar tiga kilometer lebih jauh dari posisi sumber mata air sebelumnya yang berada di kaki Gunung Rinjani, Lokok Prabu.
Kendati demikian, kata dia, kendala saat ini terletak pada pipa untuk menyambungnya ke mata air yang baru. "Karena mata air yang lama sudah tertimbun sedalam 20 meter oleh material longsor," keluhnya.