KIDN 2025 mendukung kemandirian drone nasional lewat inovasi anak bangsa

id kidn 2025,kompetisi inovasi drone nasional,arga yasa kirna,drone dalam negeri,drone buatan indonesia,drone militer,drone

KIDN 2025 mendukung kemandirian drone nasional lewat inovasi anak bangsa

Salah satu pemenang Kompetisi Inovasi Drone Nasional (KIDN) 2025 juara pertama kategori Inovasi Desain Drone Dropping Cargo, tim Defense Airlab dari Universitas Pertahanan, berfoto pada acara kompetisi tersebut di lapangan bola Aldiron, Jakarta, Kamis (18/12/2025). (ANTARA/Pamela Sakina)

Jakarta (ANTARA) - Kompetisi Inovasi Drone Nasional (KIDN) 2025 resmi digelar sebagai ajang strategis untuk mempercepat kemandirian teknologi drone Indonesia, khususnya bagi kebutuhan taktis dan strategis.

Mengusung tema “Evolusi Teknologi Dirgantara Generasi Mendatang", kompetisi perdana berskala nasional ini diinisiasi PT Arga Yasa Kirna (AYK) bekerja sama dengan Federasi Aero Sport Indonesia (FASI), Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI), dan Asosiasi Sistem Teknologi Tanpa Awak (ASTTA), dengan acara puncak yang digelar di Jakarta, Kamis.

Ketua Pelaksana KIDN 2025 Rahmat Taufik Hidayat menegaskan, KIDN dirancang sebagai wadah inklusif yang mempertemukan mahasiswa, komunitas drone, pelaku industri, hingga TNI.

“Kami ingin mewadahi bakat seluruh insan drone, baik dari mahasiswa, komunitas dan para penggiat drone, pengusaha, praktisi, hingga TNI, yang ternyata memiliki kemampuan di bidang drone ini,” ujar Rahmat.

Kompetisi ini menitikberatkan pada inovasi nyata yang relevan dengan kebutuhan nasional, termasuk aplikasi militer. Tiga kategori utama yang dilombakan adalah inovasi teknologi terbaru drone, dropping cargo (membawa dan menjatuhkan kargo), dan tepat sasaran (kamikaze).

Rahmat menjelaskan, pengujian dilakukan dengan parameter teknis ketat, mulai dari penerbangan di ketinggian hingga presisi pelepasan muatan dan akurasi sasaran.

“Ini bukan sekadar lomba terbang, tapi uji kemampuan inovasi teknologi dan ide masa depan,” katanya.

Salah satu peserta Kompetisi Inovasi Drone Nasional (KIDN) 2025 berlaga di lapangan bola Aldiron, Jakarta, Kamis (18/12/2025). (ANTARA/Pamela Sakina)

Antusiasme peserta dinilai tinggi untuk penyelenggaraan perdana. Dari pendaftaran yang dibuka pada 15 September hingga 18 Oktober 2025, panitia menjaring 107 peserta. Setelah seleksi bertahap, tersisa 12 finalis yang bertanding di babak puncak pada 16–18 Oktober 2025. Total hadiah yang diperebutkan mencapai Rp500 juta, ditambah sertifikat dan peluang jejaring dengan industri serta instansi terkait.

Dewan juri KIDN 2025 Mona Arif Muda menilai kompetisi ini menjawab kebutuhan strategis bangsa. Menurutnya, teknologi drone kini dibutuhkan lintas sektor, mulai dari kebencanaan, pertanian, medis, konstruksi, hingga pertahanan militer.

“Di sini kita kumpulkan anak-anak muda yang bukan hanya bisa membuat dan mengendalikan drone, tetapi juga berkomunikasi dengan baik dan memahami misi, kebutuhan, dan teknologi pendukungnya,” imbuhnya.

Pandangan serupa disampaikan Ketua Komite UAV - Drone FASI sekaligus dewan juri, Marsma TNI (Purn) Agung Sasongkojati. Ia berharap KIDN menjadi embrio industri drone dalam negeri dengan tingkat kandungan lokal yang tinggi.

Baca juga: Tak ada korelasi kebakaran Terra Drone dengan bencana Sumatera

"Hampir seluruh Indonesia dari universitas ataupun dari komunitas ataupun dari instansi-instansi yang terkait bisa mengembangkan drone dengan tingkat kandungan dalam negeri cukup tinggi, dan harapannya para pemuda ini bisa menjadi cikal bakal industri drone dalam negeri di mana kita tahu hampir semua bidang pertahanan, industri, perdagangan, perkebunan, pertanian bisa membutuhkan drone," kata Agung.

"Dan drone yang terbaik adalah drone yang bisa dibuat sendiri karena kita tidak perlu bergantung dengan negara lain," tambahnya.

Potensi tersebut tercermin dari para pemenang. Salah satu pemenang juara pertama (kategori Cargo Dropping), tim Defense Airlab dari Universitas Pertahanan berhasil menampilkan drone rakitan yang mampu menjatuhkan muatan 1,5 kilogram secara presisi dari berbagai kecepatan dan ketinggian. Pembimbing tim, Kolonel Tek Dr. Gunaryo, menyebut ajang ini sebagai ruang implementasi ilmu.

“Di kampus kami menguji sendiri, tapi di kompetisi ini inovasi kami dibuktikan dan diuji langsung. Drone ini bisa digunakan untuk keperluan di berbagai sektor, baik militer, logistik, hingga kesehatan,” ujarnya.

Baca juga: Polisi Kanada batasi penggunaan drone asal China

Sebagai kompetisi independen pertama yang membuka ruang bagi seluruh ekosistem drone nasional, KIDN 2025 diproyeksikan menjadi agenda tahunan. Panitia berharap ajang ini tidak berhenti pada kompetisi, tetapi berlanjut pada pembinaan, rekrutmen, dan kolaborasi nyata antara inovator muda dengan industri serta instansi pertahanan.

“Harapannya, para pemenang tidak puas sampai di sini dan terus mengembangkan inovasinya untuk Indonesia,” kata Rahmat.

Adapun para pemenang KIDN 2025 adalah:

Kategori Inovasi Desain Drone Dropping Cargo

  • Juara 1: Defense Airlab - Universitas Pertahanan
  • Juara 2: Aero Teknindo - Klub Aero Federasi Aero Sport Indonesia
  • Juara 3: Andalas Flying Robot Generation (AFRG) - Universitas Andalas Padang
  • Best Potential: Al-Mubarok - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Kategori Inovasi Drone Teknologi Terbaru

  • Juara 1: Gadjah Uro - Universitas Lampung
  • Juara 2: Skyline - Klub Inovasi Federasi Aero Sport Indonesia
  • Juara 3: Efrisa PENS - Politeknik Negeri Surabaya
  • Best Potential: Az-Zawra Biantara - Universitas Negeri Yogyakarta

Kategori Inovasi Desain Drone Tepat Sasaran

  • Juara 1: Andalas Flying Robot Generation (AFRG) - Universitas Andalas Padang
  • Juara 2: Kazero UM - Universitas Negeri Malang
  • Juara 3: Airborn - Universitas Muhammadiyah Malang
  • Best Potential: Ambalabu - Institut Teknologi Bandung



Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.