Film pendek "Kado" yang sudah diputar di festival film bergengsi dunia

id Sutradara Aditya Ahmad bersama produser Mira Lesmana

Film pendek  "Kado" yang sudah diputar di festival film bergengsi dunia

Sutradara Aditya Ahmad bersama produser Mira Lesmana di Jakarta, Rabu (4/9/2019). (ANTARA News/Lia Wanadriani Santosa)

Mataram (ANTARA) - Film pendek berjudul "Kado" yang belakangan wara-wiri di berbagai festival film internasional, antara lain Sundance International Film Festival 2019 Venice International Film Festival 2018 dan Melbourne International Film Festival 2019 punya cerita di balik pembuatannya.

Film berdurasi 15 menit karya sutradara muda Aditya Ahmad dan diproduksi bersama produser Mira Lesmana pada 2018 ini mengeksplorasi identitas seorang insan muda bernama Isfi, yang mempersiapkan hadiah ulang tahun untuk temannya, Nita.

"Sebenarnya cerita ini lahir dari pertanyaan saya waktu sedang terlalu dalam mempertanyakan eksistensi saya sebagai manusia, dari sisi karir, indentitas," kata Adit, sapaan akrab Aditya Ahmad, saat berbincang di Kedutaan Besar Australia, Jakarta Selatan, Rabu (4/9).

Di tengah kegalauannya, Adit kembali bertemu Isfira Febiana (nama tokoh dan nama sebenarnya) yang saat itu juga merasakan hal yang sama. Isfi mencurahkan isi hatinya pada Adit termasuk tentang bagaimana dirinya bisa menjadi seperti saat ini.

Isfi bukan orang baru dalam hidup Adit. Perempuan yang kini sudah berusia 19 tahun itu sebelumnya bermain dalam film pendek karya Adit, "Sepatu Baru"
beberapa tahun lalu.

"Akhirnya kami putuskan kalau menjadikan ini satu cerita. Kami mencari jawaban lewat film," tutur Adit.

Di sisi lain, Mira Lesmana yang sudah tak sabar menanti karya Adit memberi lampu hijau. Tanpa banyak berpikir dia mengiyakan rencana Adit mengangkat kisah Isfi.

"Adit punya kepekaan yang spesial. Cara dia men-treat pendekatan visual dan cerita. Saya dan Riri suka dengan yang punya kepekaan seperti ini," tutur Mira.

Setelah mendapat persetujuan Mira, Adit lalu mengikuti keseharian Isfi selama tiga bulan. Dia mencatat dan merekam apa saja dan siapa saja yang sang tokoh utama temui termasuk teman-temannya.

"Prosesnya kayak membuat film dokumenter. Saya belajar kehidupan Isfi. Pertanyaan dan perasaan saya, saya masukan, jadilah "Kado"," ujar dia.

Bagi Adit, "Kado" membawa pesan semua manusia kado spesial dari Tuhan dan manusia seharusnya juga menjadi kado untuk semua ciptaan Tuhan lainnya.

Sementara bagi Mira, film ini memotret kehidupan nyata hari ini, tidak judgemental dan tidak sibuk mencari pesan moral.

Ketika ditanya apakah "Kado" berpeluang dibuat versi film panjang, baik Adit maupun Mira mengiyakan. Namun mereka belum tahu waktu pasti realisasinya karena masih mempertimbangkan sejumlah hal.