Mahasiswa Papua yang pulang kesulitan melanjutkan kuliah di Uncen

id Rektor Uncen Apolo Safanpo

Mahasiswa Papua yang pulang kesulitan melanjutkan kuliah di Uncen

Rektor Uncen Apolo Safanpo didampingi Kapolda Papua dan Purek III USTJ saat memberikan keterangannya di Jayapura, Senin (9/9/2019). ANTARA/Evarukdijati/pri (Evarukdijati)

Mataram (ANTARA) - Rektor Universitas Cenderawasih Apolo Safanpo mengakui, mahasiswa asal Papua yang saat ini kembali sulit untuk melanjutkan kuliahnya di Uncen atau perguruan tinggi lainnya.

“Sangat kecil kemungkinan mahasiswa yang sebelumnya kuliah di berbagai kota di Indonesia bisa melanjutkan studinya diberbagai perguruan tinggi di Papua,” kata Apolo seusai melakukan pertemuan dengan Kapolda Papua di Jayapura, Senin.

Dikatakan, daya tampung Uncen sendiri terbatas bahkan saat ini dipaksakan agar dapat menerima 6.000 mahasiswa dari daya tampung hanya 4.000 mahasiswa.

Selain daya tampung terbatas, untuk pindah kampus ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi mahasiswa yang bersangkutan.

Tidak semudah itu untuk pindah kampus, kata Safanpo yang dibenarkan Purek III Universitas Sains dan Tehnologi Jayapura (USTJ) Isak Rumbarar seraya menambahkan pihaknya sudah minta Kapolda Papua memfasilitasi dilakukannya pertemuan dengan gubernur, bupati dan forkopimda guna mencari solusi atasi pemulangan mahasiswa Papua yang pulang.

Menyingkapi permintaan tersebut, Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Rodja mengaku segera akan memfasilitasi pertemuan dengan gubernur, bupati dan forkopimda guna membahas mahasiswa asal Papua yang saat ini sudah ke Jayapura.

Tercatat 700 mahasiswa asal Papua yang sebelumnya kuliah di berbagai kota di Indonesia kembali ke Jayapura, terbanyak berasal dari mahasiswa Manado yakni sekitar 300 orang, kata Irjen Pol Rodja.

Kapolda Papua mengajak mahasiswa yang saat ini masih berada di berbagai kota agar tidak kembali dan tetap menuntut ilmu serta beraktivitas seperti biasa karena Kapolri sudah memerintahkan para kapolda untuk menjamin mahasiswa Papua yang sedang kuliah di wilayahnya.

“Jangan mudah terpengaruh karena yang rugi kalian sendiri. Ini akan merugikan mereka sendiri," kata Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Rodja.*