Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat mencatat penderita demam berdarah dengue di wilayah itu pada awal 2020 sudah mencapai 160 orang.
"Untuk Tahun 2020 sudah ada kasus suspect DBD sebanyak 160 orang," ucap Kepala Dinas Kesehatan NTB dr. Nurhandini Eka Dewi di Mataram, Rabu.
Ia menjelaskan, jika dilihat dari data Tahun 2019, sebanyak 75 persen dari terduga ternyata positif DBD, sedangkan jika dilihat dari sisi wilayah, menempatkan Kota Mataram terbanyak kasus DBD, disusul Lombok Utara, dan Sumbawa.
"Tahun lalu kasus terbanyak adalah di bulan Februari, Maret, dan April," ujar mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah tersebut.
Menurutnya, sejak September 2019, pihaknya sudah mengirimkan surat kewaspadaan ke 10 kabupaten/kota di NTB, sebagai upaya antisipasi DBD di Tahun 2020.
"Surat yang kami kirimkan itu, kemudian di tindaklanjuti di tataran puskesmas dan desa," ujarnya.
Dari surat tersebut, kata Nurhandini, banyak desa yang sudah melaksanakan gotong royong. Sebab, kegiatan gotong royong selain mengurangi risiko banjir juga risiko DBD.
Sementara itu, bagi daerah padat penduduk yang sudah terdeteksi terduga juga sudah dilakukan pengasapan. Meski demikian, mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah tersebut, menilai langkah pengasapan hanya mematikan nyamuk dewasa.
Sebab, dari hasil penelitian satu pekan kemudian telur dari nyamuk pembawa DBD akan menetas lagi.
"Cara paling efektif adalah membersihkan lingkungan. Karena jarak terbang nyamuk 100 m. Jadi radius 100 m dari rumah harus bersih dari sarang nyamuk," kata Nurhandini Eka Dewi.