Misteri di Balik Meninggalnya Tiga Polisi NTB

id Tiga Polisi NTB

Jadi siapapun itu, kalau bersalah harus ditindak tegas, apalagi peristiwa penembakan ini sudah sering terjadi. Jadi ini merupakan harapan kepada Kapolda baru, mudah-mudahan kasus ini segera terungkap
"Menurut penjelasan dokter forensik, luka di sebelah kanan bagian kepala korban, merupakan bekas tembakan," kata Kepala Bidang Humas Polda Nusa Tenggara Barat AKBP M Suryo Saputro, terkait kasus tewasnya Kapolsek Ambalawi, Iptu Abdul Salam.

Kepala Kepolisian Sektor Ambalawi Iptu Abdul Salam meninggal pada Sabtu (16/8) pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Korban ditembak dari jarak dekat di tengah hutan, yang lokasinya cukup jauh dengan permukiman penduduk. Saat kejadian, Iptu Abdul Salam tengah dalam perjalanan dari rumahnya yang berada di Kelurahan Bedi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima, dan berencana ke kantornya yang berjarak sekitar 22 km dari kediamannya.

Jenazah lelaki itu ditemukan oleh seorang guru yang kebetulan melintas di tempat kejadian perkara (TKP). Posisi jenazah saat itu ditemukan dalam keadaan tergeletak, tidak jauh dari sepeda motor jenis Mio milik korban.

Sebelumnya, terjadi simpang siur informasi mengenai penyebab kematian korban yang sudah dua tahun bertugas sebagai Kapolsek Ambalawi tersebut.

Berdasarkan informasi yang berkembang, penyebab meninggalnya Kapolsek Ambalawi itu, diduga dikarenakan kecelakaan lalu lintas. Akan tetapi, versi lain menyebutkan kematian korban diduga karena ditembak sekelompok orang tidak dikenal saat berangkat menuju tempat tugasnya.

Namun, setelah tim forensik dari Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB bersama dokter dari Polda NTB melakukan autopsi, ternyata ditemukan serpihan logam yang diduga anak peluru di kepala bagian belakang sebelah kanan.

"Itu perkembangan terakhir. Namun itu nanti tentunya perlu pembuktian forensik balistik laboratorium forensik (labfor) untuk lebih memastikan akurasinya," ucap Suryo.


                      Tiga Polisi


Kapolsek Ambalawi Iptu Abdul Salam bukan satu-satunya aparat kepolisian yang mengalami nasib naas karena mengalami penembakan oleh orang tak dikenal. Beberapa waktu sebelumnya, Ipda Hanafi (Satuan Narkoba Polres Bima) meninggal ditembak orang tak dikenal pada 28 Maret 2014 di Jalan Sultan Muhammad Salahudin Kota Bima, dan Bripka M Yamin meninggal ditembak pada 2 Juni 2014 di dekat rumahnya di Desa Rasabou, Kecamatan Bolo.

Terkait penembakan terhadap tiga anggota kepolisian tersebut, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat H Muhammad Amin berharap Kapolda NTB Brigjen Pol Sriyono mampu menuntaskan kasus tewasnya tiga anggota kepolisian yang ditembak orang tidak dikenal di Kabupaten Bima.

"Pemerintah daerah tentu berharap agar tiga kasus itu segera terungkap dan diselesaikan," kata Muhammad Amin, dalam acara serah terima jabatan Kapolda NTB dari Brigjen Pol Moechgiyarto kepada Brigjen Pol Sriyono, yang dilaksanakan di Lapangan Gadjah Mada, Mapolda NTB, Senin (8/9).

Amin menyebutkan, pihaknya tidak bermaksud mencampuri tugas internal kepolisian, karena itu pemerintah daerah menyerahkan sepenuhnya agar persoalan tersebut diusut tuntas, dan aparat kepolisian bisa segera mengungkap siapa pelaku di balik peristiwa penembakan tersebut. Pengungkapan kasus ini merupakan langkah guna menyingkap kabut misteri di balik meninggalnya tiga orang anggota kepolisian itu.

"Jadi siapapun itu, kalau bersalah harus ditindak tegas, apalagi peristiwa penembakan ini sudah sering terjadi. Jadi ini merupakan harapan kepada Kapolda baru, mudah-mudahan kasus ini segera terungkap," ucap dia.


                        Kapolda BARU NTB


Brigjen Pol Sriyono resmi menjabat Kapolda NTB menggantikan Brigjen Pol Moechgiyarto, yang selanjutnya akan menjabat Kepala Divisi Hukum (Kadivkum) Mabes Polri.

Sebelum menjabat Kapolda NTB, Brigjen Pol Sriyono menjabat Wakil Gubernur Akademi Kepolisian (Akpol). Serah terima jabatan sebagai Kapolda NTB sudah dilaksanakan di Mabes Polri pada 3 September 2014.

Sebagai Kapolda NTB yang baru, Brigjen Pol Sriyono menyatakan akan segera menindaklanjuti berbagai kasus yang terjadi di NTB. Berbagai kasus yang masih dalam tahap tindak lanjut di masa Brigjen Pol Moechgiyarto, di antaranya adalah pembunuhan tiga anggota kepolisian di Kabupaten Bima.

"Saya sudah berkoordinasi dengan pejabat lama (Brigjen Pol Moechgiyarto) terkait berbagai kasus yang belum tuntas. Saya siap menindaklanjutinya," kata Brigjen Pol Sriyono di Mataram, usai pisah sambut dengan pejabat lama.

Ia menyadari banyak permasalahan yang harus segera ditindaklanjuti, dan selaku Kapolda NTB yang baru ia mengharapkan dukungan, kepercayaan, dan kerja sama dari seluruh pihak dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Menurutnya, pihak kepolisian tidak mampu bergerak sendiri dalam menyelesaikan berbagai masalah, karena itu diharapkan koordinasi selalu dijaga dan ditingkatkan agar segala persoalan dapat diselesaikan.

Sementara itu, Brigjen Pol Moechgiyarto dalam acara pisah sambut menyampaikan bahwa masih banyak permasalahan yang harus segera ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian selaku pengawal keamanan di NTB.

Dalam kesempatan itu pula, ia mengakui bahwa masih banyak permasalahan yang belum dituntaskan selama ia menjabat sebagai pimpinan tertinggi di kepolisian NTB.

"Sejak Desember 2013 lalu saya menjabat sebagai Kapolda NTB, banyak permasalahan yang tengah dihadapi bersama, baik itu tindak kriminal, terorisme, maupun pidana korupsi yang terjadi di daerah belum dapat dituntaskan," katanya.

Kemudian, ia juga berharap kepada pejabat pimpinan tertinggi di kepolsian NTB yang baru yakni Brigjen Pol Drs Sriyono untuk menindaklanjuti permasalahan yang tengah terjadi di wilayah setempat.

"Saya berharap semoga apa yang menjadi kekurangan kami dalam menghadapi permasalahan di NTB, dapat segera dituntaskan oleh pimpinan yang baru," kata Moechgiyarto.

*) Penulis buku dan artikel