Pemerintah Selasa memutuskan opsi pemulangan WNI di Diamond Princess

id virus corona,diamond princess,penanganan corona,corona,covid-19,2019-ncov,novel coronavirus 2019

Pemerintah Selasa memutuskan opsi pemulangan WNI di Diamond Princess

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) saat meninjau proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung di Rancaekek, Jawa Barat, Minggu (23/2/2020). ANTARA/Ahmad Wijaya

Rancaekek, Jawa Barat (ANTARA) - Pemerintah pada Selasa (25/2) akan memutuskan opsi pemulangan WNI yang berada di kapal pesiar Diamond Princess, Yokohama, Jepang, ke Indonesia menggunakan transportasi laut atau udara.

"Rencananya Selasa pekan depan akan ada rapat untuk membahas pemulangan WNI yang berada di kapal pesiar Diamond Proncess menggunakan apa," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kepada pers di Rancaekek, Jawa Barat, Minggu.

Hal itu disampaikan Menhub di sela peninjauan kemajuan pembangunan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung yang juga didampingi Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri dan Dirut PT KAI (Persero) Edy Sukmoro.

Dikatakan Menhub, pemerintah telah menyiapkan rumah sakit terapung KRI dr Soeharso untuk memulangkan WNI yang berada di kapal pesiar tersebut, namun memang diakui akan butuh waktu lama untuk tiba di Indonesia.

Alternatif lain, kata Budi Karya, adalah menggunakan pesawat terbang namun menggunakan transportasi udara masih belum ada keputusan sampai kini.

"Oleh sebab itu rencananya Selasa lusa akan dirapatkan antarkementerian untuk memutuskan apakah menggunakan jalur laut atau udara," kata Menhub.

Sesuai informasi dari Kedutaan Besar RI (KBRI) di Tokyo, Jepang dan Kemenlu, WNI yang berada di kapal pesiar Diamond Princess, Yokohama, berjumlah 78 orang.

Dari total WNI itu, sebanyak 74 orang dinyatakan sehat, namun empat WNI yang dinyatakan positif terjangkit virus COVID-19 telah dirawat di rumah sakit di Jepang dengan standar protokol Badan PBB untuk Kesehatan Dunia (WHO).

Sebelumnya, pemerintah telah melakukan evakuasi kemanusiaan tahap pertama atas 238 WNI menggunakan pesawat dari Propinsi Hubei, China, menuju lokasi transit untuk observasi di Natuna, Kepulauan Riau.