UMK binaan Pertamina memanfaatkan WSBK promosi kerajinan rotan Lombok

id UMK Binaan Pertamina,Rotan Ketak,WSBK Mandalika

UMK binaan Pertamina memanfaatkan WSBK promosi kerajinan rotan Lombok

Ana Hardiana pemilik UMK Hardiana Craft binaan PT Pertamina (Persero) di Kabupaten Lombok Tengah, NTB, menunjukkan beragam jenis hasil kerajinan berbahan baku rotan ketak. (ANTARA/HO-Pertamina)

Mataram (ANTARA) - Pelaku usaha mikro kecil (UMK) binaan PT Pertamina (Persero) siap memanfaatkan event World Superbike (WSBK) dan MotoGP yang akan digelar di Pertamina Mandalika International Street Circuit untuk mempromosikan kerajinan rotan ketak khas Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Pjs Senior Vice President (SVP) Corporate Communications & Investor Relations (CCIR) Pertamina, Fajriyah Usman, melalui pernyataan resmi yang diterima di Mataram, Selasa, mengatakan penyelenggaraan event WSBK di Mandalika pada 19-21 November 2021, nantinya akan membawa multi efek pada berbagai bidang.

"Salah satunya pasti sektor ekonomi kreatif dan pariwisata. Di mana para UMK binaan Pertamina dapat ikut ambil bagian untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia lewat berbagai produk khas lokal yang mereka buat. Sehingga diharapkan dapat membawa dampak yang signifikan serta mendukung upaya menjadi UMK naik kelas secara progresif," katanya.

Fajriyah menambahkan melalui program Pendanaan UMK (PUMK), Pertamina turut berbagi energi membangkitkan ekonomi di daerah pariwisata nasional melalui program Pemberdayaan UMK di sekitar lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Salah satunya DPSP Mandalika Lombok.

Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian "Sustainable Development Goals" melalui implementasi program-program berbasis "environmental, social, and governance" di seluruh wilayah operasionalnya.

"Hal itu merupakan bagian dari tanggung jawab lingkungan dan sosial, demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat," ujarnya.

Salah satu mitra binaan Pertamina yang berlokasi cukup dekat dengan Mandalika adalah Bayu Hendra Putra.

Pemilik usaha Gibran Rattan Shop itu menjalankan bisnisnya di Desa Beleka, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah. Jaraknya sekitar 30 kilometer atau kurang dari satu jam perjalanan darat.

"Sebuah privilege bagi kami, semoga bisa jadi tujuan wisatawan saat event WSBK dan MotoGP nanti," kata Bayu.

Bayu menceritakan, Gibran Rattan Shop dimulai sejak 1987 dan didirikan oleh bapaknya. Mulanya, masyarakat di Lombok, banyak membuat anyaman yang berbahan rotan ketak, bernama kecopok, kemudian di jadikan sebagai tempat tembakau.

"Bapak melihat ini punya potensi untuk dipasarkan, akhirnya coba di bawa ke Bali ternyata banyak yang berminat," tuturnya.

Seiring berjalan waktu, bisnisnya mulai diturunkan ke anak-anaknya. Hingga akhirnya pada 2020 lalu, Bayu memutuskan bergabung menjadi binaan Pertamina.

Sejumlah perkembangan usaha ia rasakan. Mulai dari peningkatan jumlah pekerja tetap dari semula tiga menjadi lima orang. Di mana turut berimbas pada produksi yang dihasilkan dari semula 200-500 pcs per minggu menjadi 250-600 pcs/minggu.

Omzet bersih yang bisa dikantongi yakni sekitar Rp12 juta hingga Rp18 juta setiap bulannya.

UMK lainnya yang tinggal tak jauh dari Mandalika adalah Ana Hardiana. Sama-sama tinggal di Kecamatan Praya Timur, pemilik UMK Hardiana Craft itu juga memiliki usaha kerajinan tangan mayoritas berbahan rotan dan ate (rumput).

"Ini memang di desa saya, sebagian masyarakat menganyam sebagai sumber mata pencaharian selain bertani. Mulai dari anak SD hingga orang tua hingga menjadi tradisi," ujar Ana.

Maka dari itu, lanjut Ana, dirinya merasa memiliki keinginan kuat untuk dapat mempromosikan kerajinan rattan tersebut tidak hanya di Indonesia melainkan ke seluruh dunia. Mimpinya perlahan mulai terwujud.

Sejak menjadi binaan Pertamina pada 2020 lalu, dia sudah mampu mengekspor produknya hingga Korea Selatan, Brazil, dan Inggris.

"Alhamdulillah meskipun ada kejadian pandemi seperti ini, usaha saya tidak pernah redup. Karena dibantu modal dan pembinaan dari Pertamina. Sehingga usaha saya terus bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya," katanya.

Ini terbukti, kata dia, dari kondisi usahanya yang dapat dikatakan telah naik kelas. Jumlah pekerja yang semula hanya dua orang kini menjadi tujuh orang.

Produksi yang awalnya hanya sekitar 50-100 pcs/minggu pun meningkat drastis hingga satu kontainer/bulan jika pesanan sedang ramai.

"Dari penjualan tersebut, saya bisa mendapat keuntungan hingga Rp20 juta setiap bulan," ucap Ana.