Dinkes: 325 lingkungan di Kota Mataram nol kasus COVID-19

id covid,hijau,mataram

Dinkes: 325 lingkungan di Kota Mataram nol kasus COVID-19

Ilustrasi: sebuah kendaraan melintas di samping satus zonasi penyebaran COVID-19 di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan 325 lingkungan sudah berada pada zona hijau atau nol kasus COVID-19. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan sebanyak 325 lingkungan di Mataram telah dinyatakan zona hijau penyebaran COVID-19 atau nol kasus.

"Alhamdulillah, sebanyak 325 lingkungan di Mataram sudah nol kasus COVID-19. Jadi Mataram saat ini berstatus zona hijau penyebaran COVID-19," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Rabu.

Sementara jika melihat data tim kewaspadaan COVID-19 Provinsi NTB, Selasa (16/11), masih terdapat 76 pasien yang isolasi, sembuh 6.750 dan 251 orang meninggal dunia dari total kasus 7.077.

"Setelah kami telusuri, sebanyak 76 pasien yang masih di rawat itu bukan warga ber-KTP Kota Mataram. Mereka pasien dari luar Mataram tapi di rawat di sejumlah rumah sakit di Mataram," kata Usman.

Menurut dia, sebanyak 325 lingkungan dinyatakan zona hijau atau nol kasus COVID-19 sejak tanggal 12 November 2021. Karena itu, atas prestasi itu Kota Mataram mendapatkan penghargaan dari Kementerian Kesehatan.

"Kota Mataram berhasil masuk 10 besar peraih penghargaan terbaik pelaksanaan 3T (testing, tracing dan treatment) terhadap pasien COVID-10 tingkat kabupaten/kota se-Indonesia dari Kementerian Kesehatan RI," katanya.

Namun demikian, penghargaan tersebut menjadi tantangan bagi Pemerintah Kota Mataram, untuk terus meningkatkan pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan (prokes).

"Selama pandemi, prokes wajib diterapkan. Terutama masker, untuk meminimalkan penularan," katanya.

Lebih jauh Usman mengatakan, keberhasilan Mataram berstatus zona hijau COVID-19 merupakan keberhasilan bersama baik itu pemerintah kota, tenaga kesehatan, TNI/Polri serta masyarakat yang kooperatif dan disiplin menerapkan prokes.

"Penghargaan dari Kementerian Kesehatan RI, berkat kerja keras kita bersama," katanya.