Disnakertrans NTB mengatasi dampak setelah WSBK Mandalika

id Disnakertrans NTB,WSBK Mandalika,KEK Mandalika,Penyerapan Tenaga Kerja

Disnakertrans NTB mengatasi dampak setelah WSBK Mandalika

Para pebalap Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) mengikuti sesi kualifikasi di Pertamina Mandalika International Street Circuit. (ANTARA/HO-AHM)

Mataram (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Nusa Tenggara Barat mendorong para pihak untuk memikirkan dampak menurunnya aktivitas penyerapan tenaga kerja yang bisa muncul setelah World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika pada 19-21 November 2021.

"Kalau selesai event jadi masalah juga terhadap aktivitas penyerapan tenaga kerja. Makanya konsep ke depan di Mandalika, harus terus ada event," kata Kepala Disnakertrans NTB I Gede Putu Aryadi, di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan adanya event Idemitsu Asia Talent Cup (IATC) dan WSBK menyebabkan semua hotel di Pulau Lombok, khususnya di sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika penuh, termasuk hotel melati dan rumah penginapan (home stay) yang ada di sekitar destinasi wisata super prioritas tersebut.

Gede menambahkan jumlah orang yang akan menonton balap motor internasional tersebut ditargetkan mencapai 25 ribu orang. Sebagian besar menginap di hotel.

"Kalau jumlah tamu hotel sebanyak 25 ribu orang, maka butuh tenaga kerja sebanyak 12 orang untuk housekeeping, itu hitung-hitungan industri. Belum lagi tenaga teknisinya," ujarnya.

Selain tenaga kerja untuk perhotelan,  kegiatan internasional tersebut juga berdampak terhadap penggunaan tenaga kerja di sektor transportasi, kuliner, kesehatan, jasa telekomunikasi, dan pelaku usaha kecil menengah.

Namun, menurut Gede, usai perhelatan balap motor tersebut, aktivitas tenaga kerja yang sangat ramai tersebut tentu akan menjadi redup ketika tidak ada event-event lanjutan di KEK Mandalika, hingga MotoGP digelar pada Maret 2022.

Oleh sebab itu, pihaknya sudah beberapa kali mengadakan pertemuan membahas masalah tenaga kerja, khususnya di KEK Mandalika, dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, dan Asosiasi Hotel Mandalika, serta Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dan Industri (FKLPI) NTB.

"Sebelum event, kami bersama PHRI dan FKLPI serta Asosiasi Hotel Mandalika sudah beberapa kali melakukan pertemuan membahas penyerapan tenaga kerja," ujarnya.

Selain konsep penyelenggaraan event, menurut Gede, konsep industrialisasi yang dijalankan oleh Gubernur NTB H Zulkieflimansyah, dan Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah, juga bisa menjadi solusi untuk mengantisipasi berkurangnya penyerapan tenaga kerja setelah WSBK.

"Industri produk olahan harus terus digenjot, kalau produksinya meningkat dan kualitasnya bagus bisa dikirim ke pasar luar daerah dan ekspor, sehingga bisa menyerap tenaga kerja," katanya.

Disnakertrans NTB bersama dunia usaha dan dunia industri juga akan terus bersinergi dalam menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian sehingga bisa diserap sebagai tenaga kerja sesuai kebutuhan pasar.