PSOI gelar kejurnas cari potensi atlet selancar ombak

id selancar ombak,surfing,PB PSOI,Kejurnas Selancar Ombak

PSOI gelar kejurnas cari potensi atlet selancar ombak

Ilustrasi - Peselancar asal Bali Ketut Agus beraksi saat mengikuti babak pertama divisi Mens Open dalam Grand Final Nasional Liga Surfing Indonesia (LSI) di Pantai Kuta, Badung, Bali, Jumat (11/3/2022). Putaran final LSI yang akan berlangsung hingga 13 Maret 2022 diikuti oleh 197 peselancar ombak dari 15 klub kontestan dari berbagai daerah di Indonesia. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym.

Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) menggelar kejuaraan nasional (Kejurnas) 2022 di Pantai Pererenan, Canggu, Bali, Selasa, yang diharapkan dapat melahirkan talenta baru dalam cabang olahraga selancar ombak.


Ketua Umum PB PSOI Arya Subyakto mengatakan Kejurnas pertama yang digelar oleh federasi tersebut bertujuan sebagai ajang silaturahmi sekaligus melihat potensi atlet di masing-masing daerah.

"Ini Kejurnas pertama yang di bawah PSOI, tujuannya di sini untuk silaturahmi, saling mengenal, dan untuk daerah-daerah untuk bisa ukur kekuatan lawan dan belajar dengan sistem surfing profesional internasional rules," ujar Arya dalam sambungan telepon kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

Sejumlah provinsi yang mengikuti Kejurnas, yang berlangsung pada 4-5 Oktober 2022, tersebut di antaranya Bali, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat, Papua, Lampung, Aceh, NTT, Jawa Timur, dan Banten.

Kejurnas selancar ombak tidak diikuti oleh seluruh provinsi di Tanah Air mengingat cabang olahraga tersebut memiliki keterbatasan dalam hal geografis. "Harus diingat bahwa surfing itu karena faktor geografisnya tidak mungkin bisa seluruh Indonesia," kata Arya.


Kejurnas selancar ombak mempertandingkan empat nomor, yaitu longboard putra dan putri, serta shortboard putra dan putri, dengan peserta paling muda berusia sembilan tahun asal DKI Jakarta. Soal potensi atlet, Arya melihat selancar ombak saat ini tidak melulu didominasi oleh provinsi Bali, NTB dan Jawa Barat.

"Sekarang aku lihat luar biasa perkembangannya ya, ada atlet-atlet dari daerah lain itu peningkatannya banyak. Dulu itu yang menyumbang prestasi dari kita bikin WSL 1000 dan selanjutnya, itu biasanya cuma Bali, NTB, Jawa Barat, dan Sumut yang diwakili atlet Nias-nya," kata Arya.

Arya juga meminta provinsi untuk menggelar perlombaan antarklub setidaknya lima perlombaan setiap tahunnya dengan sistem kategori umur, terutama dari kategori di bawah 10 tahun untuk pencarian talenta baru, dan agar anak-anak terbiasa dengan sistem pertandingan internasional. "Agar mereka saling terpacu. Kalau enggak ada pertandingan tidak ada tantangan, tidak ada target," ujar Arya.

Baca juga: Peselancar Rio Waida lolos ke babak 48 besar EDP
Baca juga: Peselancar Rio Waida bertekad terus kejar tiket Olimpiade Paris 2024

Dia juga menambahkan bahwa melalui Rio Waida, dan kawan-kawan, yang berhasil menempatkan tim putra Indonesia di urutan ketiga turnamen kualifikasi Olimpiade Paris 2024 pertama yang berlangsung di Huntington Beach, California, Amerika Serikat, September lalu, menjadi momentum luar biasa.

Rio bahkan berhasil mempersembahkan medali perak bagi Indonesia pada ajang yang diikuti oleh 144 atlet putra dari 51 negara itu. Selanjutnya, Arya mengatakan PB PSOI tahun depan akan menggelar kualifikasi untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan digelar di Aceh-Sumatera Utara pada 2024.