Literasi digital masyarakat Indonesia perlu terus ditingkatkan

id Literasi digital,lps

Literasi digital masyarakat Indonesia perlu terus ditingkatkan

Sejumlah pelajar mengunjungi stan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada acara peluncuran Program SiMuda Gen 2 Kreasimuda Indonesia 2022 di Jakarta, Selasa (23/8/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.

Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Sadewa menyatakan literasi digital masyarakat Indonesia perlu terus ditingkatkan, karena masih dalam kategori sedang. "Literasi masyarakat terhadap digital ini masih perlu ditingkatkan karena berdasarkan data, literasi digital masyarakat Indonesia dalam kategori sedang," katanya dalam webinar Infobank di Jakarta, Kamis.

Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada 2020, indeks literasi digital masyarakat Indonesia pada 2021 berada di level 3,49 yang hanya naik sedikit dari 2020 sebesar 3,46.

Indeks literasi digital sendiri merupakan indeks yang mengukur kerangka kerja pengembangan kurikulum digital antara lain digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture. Indeks ini berada direntang level satu sampai lima dengan angka satu adalah buruk dan lima adalah baik.

Untuk digital skills masyarakat Indonesia pada 2020 sebesar 3,34 yang naik sedikit menjadi 3,44 pada 2021, sedangkan digital culture nasional pada 2020 sebesar 3,55 pada 2020 dan 3,9 pada 2021. Di sisi lain, digital ethics masyarakat Indonesia yang pada 2020 sebesar 3,72 turun menjadi 3,53 pada 2021, serta digital safety yang pada 2020 sebesar 3,24 turut turun menjadi 3,2 pada 2021.

Menurut Purbaya, literasi digital masyarakat harus segera diperbaiki mengingat digitalisasi sangat berkembang pesat hingga memunculkan segmen-segmen tersendiri dalam ekonomi dan keuangan.

Ia menegaskan literasi digital menjadi hal penting karena risiko cybersecurity kian hari semakin meningkat. Berdasarkan data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), percobaan serangan sinergi ke Indonesia mencapai 232 juta kali pada 2018 dan terus meningkat menjadi 290 juta kali pada 2019 dan 495 juta kali pada 2020.

Baca juga: LPS memuji Bank NTB Syariah berani biayai pembangunan Sirkuit Mandalika
Baca juga: Yayasan LPS serahkan 1.584 wakaf Quran


Meski demikian, Purbaya mengatakan dari sisi pihak sudah senantiasa memperkuat dan mengkaji keandalan sistem informasinya. "Ini dimaksudkan supaya infrastruktur perbankan mumpuni untuk mencegah terjadinya kejahatan cyber," tegasnya.