Mataram (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan calon pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kota Mataram lebih banyak yang memilih negara tujuan Malaysia dibandingkan negara-negara lainnya.
"Kondisi itu bisa kita lihat dari total jumlah PMI asal Kota Mataram periode 1 Januari-27 November 2022, tercatat 620 orang. Dari jumlah itu, 466 orang memilih Malaysia sebagai negara tujuan dan sisanya ke negara lainnya," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram Rudi Suryawan di Mataram, Senin.
Pernyataan itu disampaikan sebelum kegiatan pelepasan 215 calon PMI se-Nusa Tenggara Barat, dengan negara tujuan Malaysia di Pendopo Wali Kota Mataram. Dari 215 calon PMI yang akan diberangkatkan itu, dua orang dari Kota Mataram dan sisanya dari kabupaten/kota lainnya di NTB.
Menurutnya, tingginya minat calon PMI ke Malaysia ini kemungkinan karena adanya kerja sama atau MoU pemerintah dengan negara tujuan yang memberangkatkan PMI secara gratis.
"Calon PMI ini banyak yang ke Malaysia mungkin karena pertimbangan dibiayai pemerintah atau gratis. Baik itu untuk tiket pesawat, paspor, cek kesehatan maupun biaya-biaya lainnya," katanya.
Program pemberangkatan PMI ke Malaysia secara gratis ini sebagai satu upaya pemerintah menekan PMI ilegal, dan agar calon PMI mau mengurus administrasi keberangkatan secara resmi.
"Program 'zero cost' merupakan program pemerintah melalui Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) khusus tujuan ke Malaysia," katanya.
Progam "zero cost" itu juga, tambah Rudi, untuk menghilangkan agar calon PMI meminjam uang untuk berangkat ke Malaysia ke rentenir dengan nilai pengembalian berlipat-lipat.
"Program ini khusus untuk negara tujuan Malaysia. Kalau untuk ke negara lain belum ada. Semoga segera menyusul," katanya.
Rudi mengatakan calon PMI dengan negara tujuan Malaysia itu rata-rata bekerja pada sektor informal yakni perkebunan kelapa sawit.
"Sementara daftar tunggu calon PMI asal Kota Mataram yang belum berangkat karena masih proses administrasi sampai saat ini sekitar 87 orang untuk ke beberapa negara tujuan, tapi Malaysia tetap mendominasi," katanya.