Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat meminta para orang tua di wilayah itu untuk mewaspadai penularan campak pada anak. "Kita minta masyarakat khususnya orang tua untuk mewaspadai anaknya dari campak dengan melakukan imunisasi campak," kata Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Pemprov NTB dr. Nurhandini Eka Dewi di Mataram, Senin.
Meski kasus campak tidak naik seperti yang terjadi di sejumlah daerah di Tanah Air, pihaknya mengingatkan para orang tua untuk tidak lengah terhadap campak. "Itulah sebabnya kita imbau para orang tua untuk membawa anaknya imunisasi campak sehingga kita lebih waspada," ujarnya.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan NTB ini, mengatakan kenaikan kasus campak di sejumlah daerah di Tanah Air disebabkan selama dua tahun, terutama sejak pandemi COVID-19, seluruh posyandu harus ditutup, sedangkan hampir 80 persen dari total anak mendapatkan imunisasi campak di posyandu.
"Memang kita sudah minta puskesmas tetap buka, bahkan kita minta petugas kesehatan untuk tetap keliling melakukan imunisasi campak. Tetapi ternyata tidak semasif saat posyandu buka, akibatnya banyak anak yang tidak dapat perlindungan dari imunisasi campak, sehingga sekarang kasusnya naik," kata dokter Eka, sapaan akrabnya.
Ia mengemukakan pentingnya menjaga daya tahan tubuh anak, termasuk dari ancaman campak, agar tidak mudah terkena penyakit lain, seperti pneumonia. "Anak meninggal itu karena pneumonia. Untuk melindungi itu harus campak," ujarnya.
Baca juga: Faktor perbatasan dan minim imunisasi picu penularan campak
Baca juga: Dinkes Kota Bogor minta warga waspadai penularan penyakit campak
Sebelum pandemi COVID-19, katanya, imunisasi campak di NTB nomor tiga di Indonesia. Namun, karena pandemi virus itu angka imunisasi menjadi menurun. "Setelah pandemi kita 50-60 persen imunisasi campak. Tapi dengan turunnya angka vaksin anak sehingga kekebalan tubuh anak bisa berkurang sehingga ini menjadi rentan," kata dia.
Oleh karena itu, katanya, jika anak terserang pilek para orang tua harus tidak menganggap gampang. Apalagi jika anak tidak banyak mendapatkan vaksin. "Untuk ibu yang punya anak balita tolong vaksinasi anaknya. Bujuk anaknya untuk divaksin. Apalagi lagi kalau ada divaksin di sekolah, karena untuk anak sekolah dasar itu batasnya saat di kelas 1-2 paling lambat sudah harus vaksin," katanya.
Berita Terkait
Polisi pakai drone bawah laut cari dokter tenggelam di Lombok
Minggu, 28 April 2024 6:05
Sirkuit Mandalika jadi tuan rumah ajang mobil sport Jepang
Sabtu, 27 April 2024 17:17
Harga tiket ajang MotoGP Mandalika didiskon 50 persen
Sabtu, 27 April 2024 14:48
Kota Bima raih penghargaan PPD terbaik tingkat NTB
Sabtu, 27 April 2024 14:44
Menparekraf Sandiaga Uno sebut Rimpu Mantika festival Bima terbaik di Indonesia
Sabtu, 27 April 2024 14:36
Pemprov NTB rencanakan bangun 11 kawasan strategis provinsi
Sabtu, 27 April 2024 8:03
Maskapai Air Arabia jajaki penerbangan Lombok-Jeddah Arab Saudi
Sabtu, 27 April 2024 8:01
Pemerintah tetapkan HAP jagung naik menjadi Rp5.000
Sabtu, 27 April 2024 7:59