Pengurus Perindo NTB ramai-ramai mengundurkan diri

id Perindo NTB,Pengurus Perindo NTB mengundurkan diri,Pengurus Perindo NTB,Penyebab pengurus Perindo NTB mundur

Pengurus Perindo NTB ramai-ramai mengundurkan diri

Sejumlah kader dan pengurus DPW Partai Perindo Nusa Tenggara Barat (NTB) yang telah menyatakan mundur dari partai itu membakar sejumlah baju dan Kartu Anggota (KTA) Partai Perindo di Mataram, Jumat (10/2/2023). (ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - Sejumlah pengurus DPW Partai Perindo Nusa Tenggara Barat ramai-ramai menyatakan mengundurkan diri sebagai kader dan pengurus dari partai tersebut.

"Setelah melalui diskusi panjang, kami berlima bersepakat menyatakan ke luar dari keanggotaan dan kepengurusan Partai Perindo NTB," kata Sekretaris Wilayah DPW Perindo NTB, Abdul Majid didampingi pengurus DPW Perindo NTB lainnya di Kota Mataram, Jumat.

Lima orang yang menyatakan mengundurkan diri itu, antara lain mantan Ketua DPW Perindo NTB Lalu Atharifatullah, Wakil Ketua Osta Zesca Rompas, Sekretaris Abdul Majid, Wakil Sekretaris Lestari Eka Santhy, dan Bendahara Zumroni.

Majid mengungkapkan sejumlah alasan dibalik pengunduran diri mereka sebagai pengurus maupun sebagai kader Perindo. Salah satunya, mereka melihat tujuan partai sudah tidak sesuai dengan visi misi yang digaungkan selama ini, di mana memperjuangkan kesejahteraan rakyat.

Kemudian mereka melihat Partai Perindo yang menyatakan diri sebagai partai yang inklusif dan terbuka bagi semua kalangan ternyata tidak terbukti di NTB. 

Ia pun mencontohkan pernyataan Ketua Harian Partai Perindo Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi yang selalu menegaskan menolak politik identitas. 

Ternyata menurutnya, pernyataan tersebut tidak terbukti. Ini bisa dilihat penyebutan ormas tertentu. Padahal, pengurus dan kader Perindo banyak berlatar belakang dari organisasi masyarakat lain.

"Jadi kami melihat apa yang disampaikan TGB selama ini kami anggap hanya kampanye biasa dan slogan kosong," ucapnya.

"Mungkin saya disingkirkan karena berbeda dengan mereka, sehingga kami anggap seolah-olah partai ini dimanfaatkan hanya untuk satu golongan sehingga apa yang digemborkan di NTB itu tidak terbukti soal inklusif dan terbuka tersebut," sambung Majid.

Menurut dia, sebagai pengurus selama ini pihaknya selalu mentaati apa yang telah digariskan partai tanpa pernah melanggar.

"Kalau pun ada kekecewaan, pasti. Tetapi tidak semata-mata karena kecewa. Intinya kami kecewa cara partai memperlakukan kami," tegas Majid.

Selain beramai-ramai menyatakan mengundurkan diri sebagai kader dan pengurus partai. Mereka pun kemudian secara serentak membakar sejumlah baju dan Kartu Anggota (KTA) Partai Perindo.

Sementara mantan Ketua DPW Perindo NTB, Lalu Atharifatullah mengaku pengunduran dirinya sebagai kader maupun pengurus karena sudah tidak dihargai. 

"Tidak ada etika. Padahal kami berada di partai ini sudah hampir 8 tahun dari 2014, semenjak belum jadi Partai Perindo," ungkapnya.

Athar mengaku sudah ditawari jabatan baru di pengurus DPW Perindo NTB, tetapi dirinya menolak. Karena keputusannya sudah bulat, tetap mundur dari partai. Namun, dirinya menolak langkah yang diambilnya tersebut dikaitkan dengan posisi tertentu di partai. Tetapi lebih kepada persoalan dirinya sudah tidak merasa nyaman lagi jika terus berada di partai itu.

"Kami datang dan diterima baik-baik di partai ini. Maka keluar pun kami juga baik-baik. Harapan kami tentu pantai ini semakin baik sesuai dengan harapan masyarakat," ujar Athar sapaan akrabnya.

Dirinya pun berharap kepada pengurus yang baru untuk memperhatikan para kader maupun pengurus yang ada di 10 kabupaten dan kota di NTB.

"Saya minta kepada pengurus DPD itu tetap dipertahankan karena bagaimanapun mereka adalah garda terdepan partai," katanya.