Pemprov NTB gelar pameran kain tenun

id Pemprov NTB gelar pameran kain tenun

Pemprov NTB gelar pameran kain tenun

- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar pameran kain tenun guna menginformasikan ke publik termasuk para wisatawan bahwa provinsi ini memiliki produk warisan dunia. Pemeran yang bertopik "Wastra NTB warisan dunia dari Indonesia" itu

"Ini juga momentum penyebaran informasi tentang isi Museum NTB, salah satunya yaitu kain tenun, dengan harapan masyarakat NTB semakin mengetahui keberadaan produk warisan dunia itu," Kadisbudpar NTB H Muhammad Nasir.
Mataram (Antara Mataram) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar pameran dan seminar kain tenun guna menginformasikan kepada publik termasuk para wisatawan adanya warisan dunia di daerah itu.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB H Muhammad Nasir pada pembukaan pameran itu, Kamis, mengatakan pameran dan seminar kain tenun itu mengarah kepada upaya pengkajian dari aspek budaya dan bisnis guna menembus pasar global.

"Ini juga momentum penyebaran informasi tentang isi Museum NTB, salah satunya yaitu kain tenun, dengan harapan masyarakat NTB semakin mengetahui keberadaan produk warisan dunia itu," ujarnya.

Pemeran yang bertopik "Wastra NTB Warisan Dunia dari Indonesia" itu digelar di Museum Negeri NTB, di Mataram mulai 9 hingga 15 Januari 2014. Wastra merupakan bahasa Sanskerta yang berarti kain tenun.

Pameran itu dipadukan dengan seminar sehari tentang kain tenun, yang membahas dari berbagai aspek seperti budaya, manfaat kain tenun, peran museum, pemasaran, tantangan pengembangan, hingga aspek teknis pembuatan kain tenun.

Kain tenun NTB disebut warisan dunia mengingat kepandaian menenun masyarakat Indonesia termasuk di NTB, tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan dari luar.

Budaya menenun masuk ke Indonesia sejak zaman neolitik (2000 tahun sebelum Masehi) yang dibawa dari pusat-pusat budaya tenun kuno, seperti China dan India melalui Asia Tenggara.

Proses penyebaran tenun bersamaan dengan penyebaran kebudayaan dari lembah-lembah sungai di Cina Selatan ke Semenanjung Melayu.

Salah satu bukti yang menunjukkan kemungkinan tradisi menenun di NTB sudah ada sejak zaman neolithikum yaitu ditemukannya benda-benda arkeologis di Gunung Piring, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah pada 1971.

Salah satu benda arkeologis tersebut yaitu gerabah berhias, hiasan geometris dan flora pada gerabah tersebut sama dengan yang digunakan pada kain tenun.

Benda-benda temuan di Gunung Piring itu merupakan peninggalan masa neolithikum yang masih berlanjut sampai abad XII.

Nasir menyebutkan kain tenun yang disajikan dalam pameran tersebut sebanyak 32 corak yang terbagi dalam tiga jenis, yaitu kain tenun pelekat, songket dan sulam.

Sementara itu, Asisten Adiministrasi Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB (Asisten II) H Lalu Gita Aryadi mengatakan dengan pameran dan seminar kain tenun itu diharapkan arah minat industri kain tenun semakin berkembang.

"Pengrajin kain tenun makin bersemangat dan kelak bisnis kain tenun dapat menembus pasar global. Momentum ini pun dimaksudkan untuk mengembangkan fungsi museum, yang tentunya berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan, terutama wisatawan mancanegara," ujarnya.

Menurut Kepala Museum Negeri NTB H Lalu Moh Faozal, saat ini benda-benda bernilai sejarah yang menjadi koleksi Museum NTB terdata sebanyak 7.697 jenis, yang merupakan hasil pendataan terakhir di 2013.

Ribuan jenis koleksi itu terbagi dalam 10 kategori, yaitu geologika sebanyak 119 jenis, biologika sebanyak 50 jenis, etnografika sebanyak 3.710 jenis, arkeologika 226 jenis, historika 138 jenis, keramologika 1.361 jenis, filologika 1.396 jenis, seni rupa 38 jenis, numismatika 678 jenis dan teknologika sebanyak 33 jenis. (*)